Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WAMENAG PREDIKSI IDUL FITRI TAHUN INI SERENTAK

Admin - Senin, 5 Agustus 2013 - 13:33 WIB

Senin, 5 Agustus 2013 - 13:33 WIB

324 Views ㅤ

Jakarta, 28 Ramadhan 1434/5 Agustus 2013 (MINA) – Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA memprediksi Idul Fitri atau tanggal 1 Syawwal 1434 Hijriyah tahun ini akan dilaksanakan serentak pada Kamis, 8 Agustus 2013.

Hal itu karena secara hisab, ijtimak awal bulan syawwal terjadi pada Rabu, 7 Agustus 2013 pagi atau siang. Saat itu, pada saat terbenam matahari, tinggi hilal sudah menunjukkan di atas 2,3 derajat atau melebihi dari batas minimal tinggi hilal yang dipersyaratkan oleh kelompok penganut rukyatul hilal seperti Nahdlatul Ulama (NU) yang hanya menetapkan dua derajat.

“Ada indikasi serentak. Mudah-mudahan Idul Fitri kali ini akan serentak sama semua kelompok, baik yang menganut hisab maupun rukyah. Sebab tinggi hilal secara hisab sudah di atas 2,3 derajat. Artinya, secara teori, hilal sudah bisa dirukyah. Mudah-mudahan saja hilal benar-benar bisa terlihat pada malam tanggal 8 Agustus nanti. Sebab, bagaimanapun, proses rukyah tetap harus dilakukan. Kementerian Agama akan menggelar Sidang Itsbat pada Rabu, 7 Agustus,” kata Wanenag, di Jakarta, Selasa (30/7), seperti dilansir situs MUI.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. H. Dien Syamsuddin memprediksi bahwa untuk sepuluh tahun ke depan, ada kecenderungan Idul Fitri akan terlaksana secara serentak. Hal itu mengingat posisi hilal yang sangat memungkinkan untuk disikapi secara sama diantara berbagai kelompok paham keagamaan di Indonesia.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Ketua Umum PBNU Dr. KH. Aqil Siraj juga mengemukakan hal senada. Ke depan, ada indikasi akan terjadi kesamaan penentuan Idul Fitri jika dilihat dari perhitungan posisi hilal. Namun begitu, NU tetap harus mlakukan rukyah terlebih dahulu sebelum menentukan awal ramadhan maupun Idul Fitri. Sebab NU berpegang pada adanya rukyah, bukan pada perhitungan atau hisab.

“Bisa saja secara hisab, hilal sudah memenuhi krriteria bisa dirukyah. Namun kalau ternyata pada saat yang bersamaan terjadi mendung hebat di seluruh negeri, sehingga hilal gagal untuk dirukyah, ya tetap hitungan bulan harus disempurnakan 30 hari,” papar Said Aqil.

Baik Wamenag, Din Syamsuddin maupun Aqil Siraj sama-sama sepakat, perbedaan apapun yang terjadi, agar tidak dijadikan sebagai benih perpecahan diantara sesama umat Islam. Selama perbedaan itu hanya bersifat khilafiyah terhadap cabang ajaran, umat Islam agar senantiasa bersikap toleran dan saling menghargai satu sama lain.  (T/P015/R2).

 

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok