Jayapura, MINA – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi pada Sabtu (7/10) meresmikan Kampung Zakat di Distrik Muaratami, Jayapura, Papua. Kampung Zakat ini menjadi bagian dari Program Percontohan (Proper) Daerah Binaan.
“Proper hadir untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk di Papua,” kata Zainut dalam sambutannya.
“Proper Daerah Binaan, termasuk di dalamnya Kampung Zakat ini didesain untuk kurun tiga tahun, mulai dari perintisan, pelaksanaan, dan kemandirian. Tiga tahun dari mulai dicanangkan, harus terbangun kemandirian masyarakat,” ujar Zainut.
“Program ini bertujuan memberdayakan potensi ekonomi umat dan ikut mengentaskan kemiskinan sekaligus menjaga dan memelihara esensi ajaran agama yang hakikatnya peduli sesama,” tambahnya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Zainut mengungkapkan, selain terkait pemberdayaan ekonomi, Proper Daerah Binaan juga diarahkan untuk memperkuat moderasi beragama dan melestarikan tradisi keagamaan yang ramah budaya lokal.
Ke depan, program ini diharapkan tidak hanya dilakukan oleh Ditjen Bimas Islam, tetapi juga oleh Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Pusbimdik Konghucu.
Selain Kampung Zakat, proper daerah binaan juga berupa program wakaf produktif, pemberian bantuan ormas Islam dan majelis taklim, renovasi sarana ibadah, pemberdayaan penyuluh agama, pembinaan imam dan remaja masjid, serta bantuan perlengkapan salat, Al-Quran, hingga sembako.
Program ini sudah berjalan sejak 2018. Total ada tujuh proper daerah binaan yang telah diresmikan. Selain di Papua, sebelumnya diresmikan proper daerah binaan di Kab Sambas (Kalbar), Kab Bekasi (Jabar), Kab Indragiri Hilir (Riau), Kab Donggala (Sulteng), Kab Aceh Singkil (NAD), dan Kutai Kartanegara (Kaltim).
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
Kementerian Agama sebelumnya juga telah mencanangkan Program Kita Cinta Papua. Kedua program ini merupakan bentuk afirmasi pemerintah terhadap anak-anak Papua agar lebih ditingkatkan prestasinya, sumberdaya manusianya, dan pemahaman keagamaannya.
Ia berharap, program percontohan ini harus bisa dikembangkan di daerah lainnya. Dampak dari program ini juga harus dirasakan masyarakat.
“Saya berharap Pemda memberi dukungan aktif agar program ini berjalan dan berkelanjutan minimal dalam kurun waktu tiga tahun ke depan sehingga manfaat proper ini berkesinambungan dan semakin banyak yang merasakan,” tegasnya. (R/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama