Jakarta, MINA – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka kasus kanker serviks di Indonesia, yang menempati peringkat kedua jenis kanker terbanyak di tanah air.
Seperti disebutkan dalam laman Infopublik, Sabtu (26/4) bahwa setiap tahun terdapat lebih dari 36.000 kasus baru yang terdeteksi.
Ironisnya, sekitar 70 persen dari kasus tersebut baru diketahui pada stadium lanjut, sehingga berisiko tinggi menyebabkan kematian. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat deteksi dini di masyarakat.
“Harapan saya, diskusi ini bisa membuka sudut pandang baru, melahirkan solusi, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, swasta, praktisi, maupun masyarakat luas,” ujar Dante.
Baca Juga: Kesehatan Mental dalam Dunia Kerja, Cara Menghindari Stres Berlebihan
Untuk menekan angka kematian akibat kanker serviks, pemerintah mengedepankan pendekatan promotif dan preventif melalui vaksinasi HPV dan skrining berkala. Kementerian Kesehatan juga telah menyusun Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks, yang mencakup tiga pilar utama.
Pertama, vaksinasi HPV untuk anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun. Kedua, skrining HPV DNA untuk perempuan usia 39 tahun. Ketiga, penatalaksanaan sesuai standar medis untuk perempuan dengan kanker serviks invasif.
Dante optimistis, jika ketiga pilar tersebut dijalankan secara terkoordinasi, Indonesia dapat menurunkan angka kematian dan mencapai eliminasi kanker serviks.
Mulai 2025, layanan skrining HPV DNA akan dimasukkan ke dalam program pemeriksaan kesehatan gratis guna memperluas jangkauan deteksi dini, terutama di daerah yang sulit dijangkau. []
Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak
Mi’raj News Agency (MINA)
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur