Jakarta, MINA – Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Elnur Israfil oglu Mammadov menyoroti hubungan bilateral yang baik antara Indonesia dan Azerbaijan, selama 30 tahun terakhir.
Dia juga menggarisbawahi hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan, dan dalam organisasi internasional.
“Kami berharap memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang.,” kata Elnur pada pertemuan Perayaan 30 Tahun Hubungan Bilateral Azerbaijan-Indonesia, di Jakarta, Selasa (6/12)
Terkait hubungan bilateral Indonesia-Azerbaijan, lanjut dia, kedua negara bahkan semakin mengintensifkan kerja samanya dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Volume perdagangan meningkat, kunjungan timbal balik kedua negara juga meningkat,” ujarnya.
Terkait investasi Indonesia di Azerbaijan, Elnur menyebutkan saat ini ada 90 perusahaan Indonesia yang terdaftar di Azerbaijan. Beberapa perusahaan tersebut telah melakukan sejumlah proyek di wilayah Karabakh.
Elnur menyampaikan, forum bisnis yang diadakan di Baku untuk mempromosikan peluang bisnis, memberikan kontribusi khusus untuk perluasan lebih lanjut hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.
Sementara itu, terkait nilai perdagangan, Elnur mengatakan kedua negara telah mencapai nilai perdagangan sekitar 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,81 triliun) pada 2022.
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Pada 10 bulan pertama tahun ini, sebagian besar transaksi perdagangan antara kedua negara adalah terkait penjualan minyak mentah dari Azerbaijan ke Indonesia. Sementara itu, Azerbaijan melakukan impor minyak sawit, mesin, dan peralatan.
Keketuaan Gerakan Non-Blok
Selain itu, Azerbaijan juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan solidaritas Indonesia dalam kerangka internasional, khususnya selama negara itu memimpin Gerakan Non-Blok (GNB) sejak 2019 hingga sekarang.
“Selama keketuaan negara kami dalam Gerakan Non-Blok, prioritas kami adalah peningkatan solidaritas dan hubungan yang saling mendukung antara negara-negara yang berpartisipasi. Kami juga mencoba membantu menyelesaikan krisis dan kemungkinan konflik antar negara anggota,” katanya.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Gerakan Non-Blok muncul pada tahun-tahun awal perang dingin sebagai sekelompok negara, kebanyakan dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin, yang bukan bagian dari blok militer mana pun.
Setelah konferensi di Bandung pada 1955, gerakan ini secara resmi didirikan pada tahun 1961, dan selama bertahun-tahun menjadi suara negara-negara berkembang dalam forum politik dan ekonomi global.
Azerbaijan ditunjuk menjadi ketua untuk memimpin Gerakan Non Blok (GNB) periode 2019-2022.
Selama tiga tahun Republik Azerbaijan mengambil alih kepemimpinan Gerakan Non-Blok negara itu telah membuat ratusan pernyataan atas nama anggota Gerakan di markas besar PBB tempat GNB beroperasi dan pada agenda-agenda internasional.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Selain itu, mengajukan puluhan rancangan resolusi dan inisiatif lainnya, serta menyelenggarakan rapat koordinasi dengan duta besar dan jajaran lainnya.(L/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza