Wamenlu: Bantu Muslim Rohingya Perlu Tindakan Kongkret

Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Abdurrahman Mohammad Fachir. Foto: Rina/MINA

Jakarta, MINA – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, untuk membantu umat Muslim perlu dilakukan tindakan kongkret agar masalah kemanusiaan yang terjadi bisa terselesaikan.

“Kita sangat mengimbau agar simpati, dukungan, dorongan dan empati itu betul-betul coba kita wujudkan melalui kerja nyata,” kata Fachri di Jakarta, Ahad (10/9).

Ia menambahkan, masyarakat Indonesia sendiri telah ikut andil membantu, seperti dalam pendistribusian bantuan, pembangunan sekolah dan rumah sakit di , Myanmar. Pemerintah juga ikut membantu melalui langkah-langkah diplomasi negara.

“Apa yang kita lakukan sebenarnya tidak lepas dari pelaksaanaan amanah pendiri Republik ini, dimana bentuk konstitusi menciptakan perdamaian dunia berdasarakan kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan,” katanya.

Fachir sendiri mengaku pada  2014 lalu ia datang ke Rakhine meresmikan 4 sekolah untuk rakyat Rakhine dari masyarakat Indonesia, dan saat ini sudah ada 6 sekolah di sana yang muridnya tidak hanya dari umat Muslim saja, tapi dari setiap warga yang terdampak konflik.

Ia menambahkan, Rumah Sakit Indonesia yang diinisiasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) juga tengah dibangun di Rakhine, Myanmar.

“Jadi pendekatan kita lebih menyeluruh dari diplomasi, dialog, politik. Yang paling kita utamakan adalah pendekatan dari sisi kemanusiaan,” katanya.

MER-C, Palang Merah Indonesia (PMI), Umat Buddha Indonesia (WALUBI) bekerjasama membangun Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Mrauk-U, 80km dari Ibukota Myanmar, Sittwe.

Beberapa waktu lalu, MER-C juga bertolak ke Myanmar untuk melakukan penandatanganan kerjasama pembangunan dengan kontraktor.

Penandatangan dilakukan oleh Presidium MER-C, Ir. Faried Thalib dengan Kyaw Nay Oo, selaku Direktur Rakhita Ah Linn Construction. Co.Ltd, kontraktor lokal pemenang tender pembangunan RS Indonesia.

Faried mengatakan, penandatanganan kerjasama tersebut merupakan kontrak kedua dari pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State Myanmar, yang akan dibangun adalah gedung tempat tinggal untuk dokter dan perawat.

“Ini bagian dari diplomasi kemanusiaan yang dilakukan oleh MER-C, diharapkan dengan dibangunnya rumah sakit ini, akan memberikan manfaat kepada rakyat Myanmar yang dilanda konflik dan yang lebih penting akan membantu meredakan konflik di daerah ini” katanya. (L/R08/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)