Addis Ababa, MINA – Indonesia melihat Ethiopia sebagai pasar dan juga hub yang sangat penting bagi penetrasi produk dan jasa Indonesia ke Afrika.
Hal tersebut disampaikan Wamenlu RI AM Fachir saat bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Federal Demokratik Ethiopia YM Aklilu Hailemechael di Kantor Kementerian Luar Negeri Ethiopia di Addis Ababa. Demikian keterangan tertulis Kemlu RI yang diterima MINA, Kamis (9/8).
Guna mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan, Wamenlu RI mengusulkan pembentukan joint study mekanisme kerja sama perdagangan, ekonomi, investasi dan menjajaki pembahasan awal mengenai counter purchase.
Joint study diperlukan mengingat saat ini telah terdapat 5 perusahaan Indonesia yang berinvestasi dan beroperasi di Ethiopia, yakni: PT. Indofood (mie instan), PT. Sinar Antjol (sabun dan deterjen), PT. Bukit Perak (sabun dan deterjen), Busana Apparel Group (garmen), dan PT. Sumber Bintang Rejeki (garmen).
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Selain itu, joint study juga perlu melibatkan pihak Indonesia Eximbank guna dapat menyusun mekanisme transaksi perdagangan kedua negara, mengingat terdapat hambatan terbatasnya hard currency di Ethiopia.
Wamenlu RI juga mengusulkan skema perdagangan yang dapat memanfaatkan fasilitas kargo maskapai penerbangan Ethiopian Airlines, yang baru-baru ini membuka jalur penerbangan langsung Jakarta – Addis Ababa. Saat ini, Indonesia merupakan mitra dagang Ethiopia terbesar di kawasan ASEAN, dengan nilai perdagangan bilateral sebesar USD 293,37 juta (Ethiopia Custom Authority, 2017).
Gagasan tersebut disambut baik Wamenlu Ethiopia dan keduanya menyepakati bahwa pembahasan awal joint study akan dimulai pada Oktober 2018, memanfaatkan kegiatan Trade Expo Indonesia tahun 2018 dengan melibatkan partisipasi pengusaha Ethiopia ke Indonesia.
Ethiopia merupakan negara dengan pasar domestik yang luas, dengan jumlah penduduk terbesar ke-2 di Afrika Sub-Sahara, mencapai 102 juta jiwa, dan memiliki pertumbuhan ekonomi paling pesat di dunia, mendekati 10% (World Economic Forum, 2017).
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Selain itu, letak geografis yang strategis di persimpangan antara Afrika, Timur Tengah, Eropa dan Asia, membuat Ethiopia memiliki potensi besar bagi perdagangan Indonesia. (R/R04/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza