Paris, 26 Muharam 1438/27 Oktober 2016 (MINA) – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, A.M Fachir mengatakan, sebagai salah satu negara penyumbang pasukan terbesar di Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB, dengan total 2.867 personel, Indonesia akan terus meningkatkan kontribusinya di misi tersebut, termasuk misi PBB yang berada di negara yang berbahasa Perancis.
Hal tersebut ditegaskan oleh Fachir dalam Pertemuan Tingkat Menteri “Peacekeeping in the Francophone Area,” pada 26-27 Oktober 2016, di Paris, Perancis.
Berdasarkan rilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Wamenlu mengatakan pentingnya program pelatihan untuk meningkatkan kapasitas, keahlian dan profesionalisme personel pasukan untuk misi di negara-negara berbahasa Perancis.
Untuk itu, perlu didorong kerja sama antara negara berbahasa Perancis dan negara non-francophone dengan dukungan PBB.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Ia juga menegaskan pentingnya keseimbangan keterwakilan personel dari negara–negara penyumbang pasukan dalam posisi-posisi strategis, baik di Markas Besar PBB maupun di misi, khususnya bagi negara-negara yang memiliki kontribusi terbesar, seperti halnya Indonesia.
Dari 16 misi perdamaian PBB saat ini, terdapat tujuh misi yang berada di wilayah yang berbahasa Perancis.
Kontingen Indonesia saat ini berpartisipasi pada enam misi berbahasa Perancis yaitu UNIFIL (Lebanon), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), MINUSMA (Mali), MINUSTAH (Haiti), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), dan MINURSO (Sahara Barat), dengan total 1.858 personel.
Sejumlah misi pemeliharaan perdamaian PBB di daerah berbahasa Perancis dikategorikan sebagai misi-misi paling berbahaya dengan berbagai tantangan situasi politik dan keamanan yang sangat rentan. Beberapa misi PBB tersebut juga menghadapi ancaman keamanan dari kelompok bersenjata, termasuk kelompok ekstrimis, radikal dan teroris. Kendala lain yang dihadapi adalah kesenjangan jumlah peralatan serta personel.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Pertemuan Tingkat Menteri ini juga digunakan oleh Wamenlu RI untuk menggalang dukungan terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, serta memperkuat kerja sama dengan sejumlah Negara melalui pertemuan bilateral dengan beberapa negara peserta.(T/P008/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka