Mardin, Turki, 23 Dzulhijjah 1436/7 Oktober 2015 (MINA) – Blokade yang dilakukan militer Turki terhadap kota Nusaybin di provinsi Mardin membuat para wanita Kurdi menantang pemerintah dengan mengatakan “kami akan berada di sini sampai mati”.
“Kami tidak pernah meninggalkan jalan-jalan kami. Kami tidak akan menyerahkan tanah kami,” kata seorang perempuan Kurdi yang tergabung dalam gerakan perlawanan wanita Kurdi, Selasa (6/10).
Warga Nusaybin telah berada di bawah blokade selama lima hari. Warga mengatakan, mereka tidak bisa dicegah dengan penetapan jam malam oleh pemerintah Turki.
Kaum wanita di kota yang dihuni oleh mayoritas etnis Kurdi itu adalah pelopor perlawanan di provinsi Mardin. Mereka telah berjuang untuk otonomi sejak tahun 1990-an.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Perempuan Nusaybin menuding Presiden Recep Tayyip Erdogan bertanggung jawab atas perang antara pemerintah dengan etnis Kurdi, dan mereka mendesak diakhirinya serangan militer Turki sesegera mungkin.
“Erdogan membunuh kami, dan dia juga menyiksa mayat kami. Dia membom pemakaman gerilya kami,” kata salah seorang wanita kepada Besta News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Gerakan kaum wanita Kurdi tersebut menyatakan keyakinannya bahwa mereka akan memenangkan peperangan melawan pemerintah.
“Kami akan melakukan yang terbaik. Erdogan tidak akan berhasil karena orang Kurdi selalu bersatu,” kata mereka. (T/P001/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)