Tepi Barat, MINA – Dipisahkan dari anak-anak mereka, puluhan wanita Palestina mengalami tindakan pelecehan di penjara Israel.
Dalam laporan terbaru, Asosiasi Bantuan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer mengatakan pemerintah Israel menahan 51 wanita Palestina, termasuk 9 wanita yang terluka dan dua anak di bawah umur.
Menurut LSM tersebut, Israel telah menahan 516 wanita sejak 2015, di mana 90 wanita telah ditangkap sejak awal tahun ini.
September lalu, jurnalis wanita Palestina Lama Khater ditangkap dalam serangan Israel di rumahnya di kota Hebron, Tepi Barat.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
“Puluhan tentara Israel menyerbu rumah kami sebelum menangkapnya di depan anak-anak kami,” kata suaminya Hazem Fakhori kepada Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
Seorang ibu dari lima anak, Khater adalah seorang aktivis Palestina yang menulis serangkaian artikel di sejumlah harian Palestina.
“Kami sangat merasa kehilangan sejak dia ditangkap. Kami sangat merindukannya, dia bukan hanya ibu dari anak-anak kami tetapi juga seorang teman,” kata Fakhori.
“Dia dibawa beberapa kali ke dokter, hanya memberinya beberapa obat penghilang rasa sakit sebelum mengirimnya kembali untuk diinterogasi,” katanya.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
“Tempat tinggal Lama adalah di antara keluarga dan anak-anaknya yang membutuhkan dan merindukannya,” katanya, menggunakan nama depan istrinya.
Setelah 34 hari interogasi, Khater dikirim ke penjara menunggu proses pengadilannya yang akan diadakan pada 10 Oktober.
Menurut Addameer, Israel telah menangkap 10.000 wanita Palestina sejak perang Timur Tengah 1967. “Ada sekitar 6.500 warga Palestina yang saat ini mendekam di penjara di seluruh Israel,” menurut laporan HAM Palestina. (T/R03/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”