Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WANITA PENONTON VOLI MOGOK MAKAN DI PENJARA IRAN

Rudi Hendrik - Selasa, 4 November 2014 - 16:22 WIB

Selasa, 4 November 2014 - 16:22 WIB

825 Views

Ghonchen Ghavami yang dipenjara di Iran karena berusaha menonton pertandingan voli pria. (Foto: AP)
<a href=

Ghonchen Ghavami yang dipenjara di Iran karena berusaha menonton pertandingan voli pria. (Foto: AP)" width="300" height="198" /> Ghonchen Ghavami yang dipenjara di Iran karena berusaha menonton pertandingan voli pria. (Foto: AP)

Teheran, 11 Muharram 1436/4 November 2014 (MINA) – Seorang wanita berkebangsaan Inggris-Iran yang dipenjara di Iran, melakukan mogok makan untuk kedua kalinya.

Ghoncheh Ghavami dijatuhi hukuman satu tahun penjara setelah mencoba hadir menonton pertandingan voli pria antara Iran dan Italia di Teheran pada Juni, pengacaranya mengatakan kepada media Iran, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Selasa.

Ibu sarjana hukum  25 tahun dari London itu, mengatakan kepada BBC, aksi mogok makan anaknya sebagai protes atas penahanan ilegalnya.

Menurut para pejabat Iran, wanita dilarang menghadiri pertandingan voli dan sepak bola di Iran, bertujuan melindungi mereka dari perilaku cabul.

Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia

Ghavami ditangkap pada 20 Juni di luar Stadion Azadi Teheran, di mana dia mengambil bagian dalam demonstrasi, menuntut perempuan diperbolehkan menonton pertandingan liga internasional di lapangan.

Ghavami segera dibebaskan setelah penangkapannya, tapi sehari kemudian kembali ditangkap.

Ghavami sebelumnya melakukan mogok makan selama dua pekan sebelum vonisnya, ketika dia ditahan selama berbulan-bulan sebelum diadili.

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan, Ghavami ditahan di penjara Evin, yang memiliki reputasi kebrutalan, dan dia menghabiskan waktu di sel isolasi.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda dan memperlakukan warga negara ganda sebagai warga Iran.

Dunia internasional mengecam kasus ini, setelah sebelumnya mengecam eksekusi gantung terhadap  seorang wanita Iran berusia 26 tahun, atas tuduhan membunuh seorang pria yang katanya mencoba memperkosanya. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Rekomendasi untuk Anda