Yerusalem, MINA – Dareen Tatour, 36 tahun, adalah seorang wanita penyair Palestina berkebangsaan Israel.
Pekan lalu, pengadilan Israel memvonisnya dengan hukuman lima bulan penjara, setelah ia dinyatakan bersalah melakukan hasutan melalui puisi yang ia posting di Facebook tiga tahun lalu pada bulan Oktober 2015.
Wanita penyair dari desa Nazaret Al-Reineh itu memposting di Facebook dan YouTube, sebuah video dirinya membacakan puisi berjudul “Resist, My People, Resist”, bersama dengan rekaman pemuda Palestina bertopeng yang melemparkan batu dan bom api pada pasukan keamanan Israel.
Dia ditahan fihak keamanan Israel beberapa hari setelah video itu diunggah. Tiga bulan kemudian status penahannya diubah dari tahanan di penjara menjadi tahanan rumah.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Dengan vonnis pengadilan yang baru dijatuhkan padanya maka ia akan menjalani hukuman di penjara lagi sejak Selasa (7/8) ini.
Dareen mengatakan dia tidak menyesal dengan puisi-puisi yang ditulisnya dan tidak akan mengubah dirinya menjadi mendukung otoritas pendudukan Israel untuk meringankan hukumannya.
Berbicara kepada media Arab48, Senin (6/8), Tatour menyatakan, : “Saya tidak merasa bersalah. Saya akan terus meningkatkan suara saya di hadapan para penguasa yang menindas di saat kami tidak memiliki apa pun di negara ini, selain memiliki kata-kata untuk berbicara tentang penderitaan kami. ”
Dia menambahkan: “Saya pribadi membayar harga untuk kebijakan (Israel) yang menindas. Kebebasan saya dirampas selama tiga tahun, tetapi saya berhasil mengungkapkan realitas demokrasi yang diklaim Israel. Pesan saya tentang demokrasi Israel untuk semua orang adalah palsu. Ini adalah demokrasi untuk orang Yahudi dan rasisme untuk non-Yahudi. ”
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Penyair Palestina itu melanjutkan: “Pengorbanan saya tidak sia-sia. Kami orang-orang Arab akan tetap berdiri di negara kami, kami bangga dengan bahasa kami dan mengekspresikan sikap dan perasaan kami tanpa takut pada ancaman atau hukum rasis. ”
“Saya berjanji bila nanti meninggalkan penjara, saya menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi,” tegasnya. (T/RS3/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia