
Ilustrasi: wanita Iran. (Foto: The Muslim Times)
Teheran, MINA – Wanita Iran di ibu kota Teheran yang melanggar kode etik berpakaian Islam yang diterapkan sejak revolusi 1979 tidak lagi akan ditangkap.
“Mereka yang tidak mematuhi kode pakaian Islami tidak akan lagi dibawa ke pusat penahanan atau kasus pengadilan diajukan terhadap mereka,” kata Kepala Polisi Teheran Jenderal Hossein Rahimi.
Kantor berita Tasnim melaporkan, tapi pelanggar akan diajukan untuk menghadiri kelas yang diberikan oleh polisi. Bagi pelanggar berulang masih bisa dikenai tindakan hukum. Demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: [POPULER MINA] 88 persen Gaza Hancur dan Gencatan Senjata Suriah-Israel
Kode etik berpakaian yang telah dijunjung tinggi selama hampir 40 tahun, tetap tidak berubah aturannya di kota-kota Iran selain Teheran.
Pengumuman tersebut mengindikasikan pelonggaran hukuman seperti yang diminta oleh warga Iran kaum muda dan berpikiran reformis yang membantu memilih ulang Hassan Rouhani sebagai Presiden Iran pada awal tahun ini.
Menurut aturan berpakaian di Iran, wanita harus menutupi rambut mereka dan memakai pakaian besar dan longgar, meski perlahan aturan itu melonggar dalam beberapa tahun terakhir.
Pengumuman polisi Teheran tersebut disampaikan hanya sepekan setelah pihak berwenang di Iran menahan 230 pemuda dan pemudi di tempat-tempat pesta pribadi yang terpisah. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pemerintah Suriah Umumkan Gencatan Senjata di Suwayda, Serukan Kepatuhan Semua Pihak
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Utusan Khusus AS: Gencatan Senjata Tercapai antara al-Sharaa dan Netanyahu