Yerusalem, MINA – Meryem Akil, seorang wanita tua Palestina yang kini berumur 83 tahun, mengenang pembantaian dalam serangan teror yang dilakukan kelompok zionis Israel di Deir Yassin, sebelah barat Yerusalem yang terjadi pada 9 April 1948.
Peristiwa ini juga disebut sebagai Hari Nakba.
“Sudah 73 tahun yang lalu, tapi tetap terasa sangat menyedihkan dan terasa sakit yang luar biasa. Lebih dari 250 warga Palestina dibunuh oleh kelompok zionis Israel, dalam sebuah serangan mematikan,” katanya saat mengawali cerita, demikian dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (10/4).
Akil menjadi salah satu saksi terakhir pembantaian tersebut, ia telah kehilangan ayah, ibu dan dua saudara laki-lakinya, ketika baru berusia 10 tahun.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
“Orang zionis Israel pergi ke desa menjelang fajar. Mereka mengepung desa. Mereka tidak ingin ada yang melarikan diri dari desa. Mereka datang untuk membunuh kami semua, ” ujar Akil.
“Wanita dan anak-anak mulai melarikan diri ketika konflik pecah, tetapi tidak ada yang selamat dari peluru zionis Israel,” tambahnya.
Ratusan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi dari desa dan kota mereka di Palestina yang bersejarah ke negara-negara tetangga termasuk Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Sebagian yang lain mengungsi ke Jalur Gaza dan Tepi Barat di tengah meningkatnya serangan untuk membuka jalan bagi pembentukan negara Israel.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Orang Palestina menggunakan “Nakba”, dalam bahasa Arab atau “The Catastrophe” untuk merujuk pada pengusiran 1948 oleh Zionis.
Konflik Palestina-Israel dimulai bertahun-tahun sebelumnya, pada tahun 1917 ketika pemerintah Inggris, dalam Deklarasi Balfour, menyerukan pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi Israel di Palestina. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat