Jakarta, MINA – Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI, Zulfa Mustofa, mengingatkan mengenai bahaya ulama YouTuber yang seringkali berfatwa tanpa dasar yang jelas. Mereka disebut tidak lagi merujuk ke kitab-kitab ulama.
Pernyataan itu disampaikan Zulfa yang juga Wakil Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) dalam acara Halal bi Halal MUI seperti dalam keterangan yang dikutip dari YouTube MUI, Rabu (18/5).
Ia mengatakan, saat ini banyak sekali orang yang mengaku ulama tapi hanya mengandalkan YouTube.
“Sekarang banyak itu, Kiai Para Masyayikh, ulama YouTuber atau orang yang mengaku ulama tetapi mengandalkan YouTube, atau orang yang tadi tidak menguasai manhaj istinbat tapi berfatwa, banyak orang berfatwa dalilnya Mbah Google, dalilnya dari mana dia ambil. Dalam bahasa saya, saya menyebutnya seperti memungut kayu bakar di malam hari,” ujar Zulfa.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Ia mengatakan, orang yang mengaku ulama di YouTube itu sering mengeluarkan fatwa dengan cepat. Dia membandingkannya dengan proses penetapan fatwa di MUI.
“Alangkah banyaknya dai-dai YouTuber, mereka seringkali berfatwa dengan cepat tanpa lagi melihat kitab-kitab, beda seperti Komisi Fatwa MUI, saya tahu persis karena saya pernah menjadi bagiannya, rapat itu memutuskan satu hukum bisa satu bulan, ya Allah itu orang alim-alim,” ujar Zulfa.
Zulfa yang juga saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku bersyukur pernah bergabung di Komisi Fatwa MUI.
Dia menegaskan ilmu yang berkah adalah yang jelas proses pencariannya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
“Saya beruntung pernah bergabung dengan ulama-ulama di Komisi Fatwa MUI. Wahai merugilah orang yang menjadikan Google, Mbah Google, Syaikh Google sebab sabab rujukannya, mestinya seseorang berpegangan kepada para masyayikh baik yang masih hidup maupun dari kitab-kitabnya, yang jelas standardnya yang sempurna jalan ilmunya.
Karena sesungguhnya ilmu akan berkah akan kuat kalau jelas sanadnya dan proses pencariannya, dan berkahnya orang alim jika dia ikhlas dalam memberikan ilmunya,” ujar Zulfa. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025