Jakarta, MINA – Wakil Presiden (Wapres) RI KH. Ma’ruf Amin, Selasa sore (21/3), menghadiri pemutaran perdana film Buya Hamka besutan Sutradara Fajar Bustomi di Studio II Epicentrum XXI, Jakarta Selatan.
Wapres mengungkapkan bahwa Buya Hamka adalah seorang tokoh ulama yang patut menjadi suri teladan karena memiliki keahlian lengkap.
“Saya kira [Buya Hamka], seorang tokoh yang patut kita jadikan teladan, baik sebagai tokoh ulama maupun sebagai seorang pejuang bangsa, juga sebagai sastrawan yang banyak menulis buku-buku roman,” ungkap Saat memberikan keterangan pers usai menyaksikan film tersebut.
Lebih jauh, Wapres mengapresiasi selain jalan cerita filmnya, juga para pemainnya yang dapat memerankan karakter masing-masing tokoh dengan sangat baik.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
“Menurut saya jalan cerita dan juga pemain-pemainnya sangat bagus, bisa menggambarkan dan memberikan inspirasi bagi kita semua,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Wapres juga mengungkapkan bahwa pembuatan film Buya Hamka telah dimulai saat dirinya masih menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Pembicaraan-pembicaraan tentang pembuatan film ini, ketika itu saya [masih] menjadi Ketua Umum MUI dan sering berdiskusi tentang rencana pembuatan film ini tahun 2015,” kenangnya.
Terakhir, Wapres mengimbau kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk menonton film Buya Hamka yang menurutnya sangat menarik dan inspiratif.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Anjuran saya supaya masyarakat menonton film ini. Karena banyak pelajaran dan hal-hal yang bisa dijadikan teladan, serta memberi inspirasi kepada kita semua, terutama bagi kalangan muda,” ajak Wapres.
“Nontonlah, bagaimana seorang Hamka sejak muda berjuang untuk agama, bangsa dan negara,” imbuhnya.
Sebelumnya, produser film Buya Hamka, Chand Parwez Servia dalam paparannya menyebutkan bahwa dirinya sangat mengagumi sosok Buya Hamka sebagai seorang kiai dan sastrawan nasionalis. Sehingga, ketika ditawari membuat film Buya Hamka, ia tidak berpikir panjang untuk menerimanya.
“Saya ingin cerita sedikit, jadi pada tahun 2014 Ketua MUI-nya masih Bang Din Syamsuddin, saya ditawarkan apakah berminat untuk membuat film Buya Hamka. Singkat kata, tahun 2014 kami [langsung] memulai proses pembuatan filmnya,” terangnya.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
Menurut Parwez, proses pembuatan film Buya Hamka sangat lama, karena selain jalan ceritanya yang panjang, ia ingin menyajikan film yang sempurna. Di samping itu, pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu kendala dalam proses produksinya.
“Kita menyadari bahwa kisah ini harus disajikan dengan sempurna,” ujarnya.
Agar alur ceritanya tuntas, tutur Parwez, film Buya Hamka ini akan dibuat dalam 3 bagian dan film yang diputar hari ini adalah bagian yang pertama. Ia berharap selain besar gaungnya, film ini juga memiliki manfaat yang besar dan pesan dakwah yang kuat bagi masyarakat.
“Diharapkan film Buya Hamka ini memberikan pencerahan dan menjadi sebuah ilustrasi yang baik sehingga mempunyai nilai-nilai yang positif,” harapnya.
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina
Sebagai informasi, film Buya Hamka merupakan film biografi yang diangkat dari kisah nyata seorang tokoh ulama sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia bernama Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka).
Dalam film ini, aktor Vino G. Bastian memerankan tokoh utama sebagai Buya Hamka, serta didukung oleh beberapa aktris dan aktor ternama lainnya, seperti Laudia Chyntia Bella, Donny Damara, Anjasmara, Ayu Laksmi, dan Dessy Ratnasari.
Film Buya Hamka bagian pertama ini bercerita tentang fase kehidupan Buya Hamka setelah menikah. Film ini secara tajam menyoroti bagaimana Buya Hamka, sebagai Ulama Muhammadiyah, menyampaikan dakwah secara santun namun dengan karakter yang tegas dan kuat.
Dikisahkan pula, bahwa selain menjadi seorang ulama dan tokoh pemikir terkemuka, Buya Hamka juga aktif sebagai sastrawan yang produktif. Adapun karya sastranya yang terkenal diantaranya novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Di Bawah Naungan Ka’bah, sedangkan beberapa buku dakwah yang ditulisnya seperti tafsir Al Azhar, Tasawuf Modern, dan Falsafah Hidup.
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
Selain itu, dalam film ini jelas tergambar bahwa Buya Hamka juga merupakan seorang pejuang yang gigih dalam melawan penjajah Belanda dan Jepang menjelang dan setelah kemerdekaan Indonesia, khususnya melalui pidato dan tulisan-tulisannya yang mengobarkan api semangat perjuangan.
Film produksi hasil kerjasama Starvision dan Falcon Pictures dengan MUI ini rencananya akan tayang untuk umum pada 20 April 2023 mendatang, berbarengan dengan perayaan Idul Fitri 1444 H.
Selain produser dan sutradara, hadir pada kesempatan ini para artis pemeran dalam film Buya Hamka.(R/R1/P1)
Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air
Mi’raj News Agency (MINA)