Jakarta, MINA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya kerja sama antar pengusaha di negara-negara Islam. Kerja sama semacam ini semakin penting di tengah berbagai konflik yang melanda dunia Islam dan perang dagang di antara negara-negara maju yang terjadi saat ini.
“Para pengusaha, para pedagang, perlu bersatu demi kemajuan bangsanya masing-masing dan dunia Islam,” tegas Wapres pada pertemuan komite keuangan dan dialog bisnis ke-60 Kamar Dagang, Industri, dan Pertanian Negara-negara Islam (ICCIA) di Jakarta, Selasa (23/10).
Selain itu, Wapres juga menilai inovasi harus terus dilakukan untuk mencapai kemajuan, khususnya di bidang perdagangan dan industri, demikian laporan Setwapres RI.
“Hari ini kita semua menyadari, tanpa teknologi dan inovasi, suatu negara tidak akan maju. Oleh karena itu, kerja sama di bidang ini tentu membutuhkan suatu hal yang positif untuk diimplementasikan,” jelasnya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Wakil Presiden ICCIA Ahmad Al Wakeel di forum yang sama. Ia mengatakan bahwa masa depan sangat dipengaruhi oleh teknologi dan otomasi.
“(Masa depan) sangat dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang mempunyai inovasi besar,” ujarnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, partisipasi Indonesia dalam ICCIA merupakan bukti komitmen Indonesia dalam mempromosikan dan meningkatkan kerja sama ekonomi antarnegara anggota ICCIA.
“Pertemuan ini akan membahas hal-hal penting seperti pembangunan infrastruktur, perdagangan halal, ketenagakerjaan perempuan, dan ekonomi digital,” ujar Rosan.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mendampingi Wapres dalam pertemuan itu, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar; Deputi Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto; Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto; dan Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi.(R/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon