Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wapres: Masjid Jadi Tempat Strategis Pembangunan Peradaban Umat

siti aisyah - Jumat, 10 Juli 2020 - 02:59 WIB

Jumat, 10 Juli 2020 - 02:59 WIB

21 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin mengatakan, masjid merupakan tempat strategis untuk pembangunan dan pemberdayaan umat Islam.

“Secara teoritik, masjid sangat potensial menjadi basis pembangunan peradaban Islam,” kata Ma’ruf dalam webinar nasional bertema ‘Membangun Peradaban Islam Indonesia Berbasis Masjid‘, di kediaman Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (8/7).

Ma’ruf mengatakan, masjid harus bisa menjadi pusat kegiatan umat Islam dalam berbagai hal, selain beribadah.

“Misalnya penguatan dan pemberdayaan umat Islam, baik dalam pendidikan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga: Zulkifli Adam Unggul di Pilkada Ulang Kota Sabang

Namun saat ini, kata Ma’ruf, potensi pemberdayaan ekonomi umat di masjid belum dimanfaatkan secara optimal.

“Masjid juga sangat potensial menjadi basis pemberdayaan ekonomi umat. Potensi ini yang dalam waktu yang cukup lama belum termanfaatkan secara baik. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengembalikan salah satu fungsi masjid sebagai media pemberdayaan ekonomi umat,” katanya.

Menurut Ma’ruf, kondisi ini terjadi karena masih adanya pemahaman yang menilai masjid tidak tepat untuk dijadikan pusat aktifitas ekonomi. Untuk itu, diperlukan model bisnis yang mendorong jamaah untuk terlibat secara langsung di dalamnya.

“Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam mendorong pemberdayaan ekonomi dari masjid adalah menjadikan jamaah masjid sebagai mata rantai ekonomi yang terintegrasi. Jamaah bisa menjadi konsumen, produsen, maupun pemilik dalam kegiatan ekonomi yang dibangun melalui masjid,” kata Ma’ruf.

Baca Juga: Libur Idul Fitri, 15 Ribu Lebih Wisatawan Kunjungi Pulau Sabang

Ia juga mengingatkan tentang pentingnya pembangunan pola pikir yang wasathy (moderat) dalam pembangunan peradaban Islam. Pola pikir ini dapat ditunjukkan dengan cara berpikir yang dinamis dan tidak ekstrem.

“Ciri-ciri cara berpikir wasathy antara lain senantiasa menjaga dan mengamalkan manhaj (jalan) yang telah dirumuskan para ulama terdahulu yang masih relevan dan mengakomodasi manhaj baru yang lebih baik, serta senantiasa melakukan perbaikan dan inovasi secara terus menerus sehingga tercipta kondisi yang lebih baik dari waktu ke waktu,” ujarnya. (R/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bantu Pemudik, Terminal Kampung Rambutan Siagakan Angkutan Malam Hari

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom