Jakarta, MINA – Wakil Presiden (Wapres) RI, KH. Ma’ruf Amin menghadiri Tarhib Ramadhan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) 1444 H/2023 M secara virtual, Senin (20/3).
Dalam acara yang digelar Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baiturrahman Setwapres untuk menyemarakkan bulan suci bagi umat Islam ini, Wapres mengungkapkan nilai-nilai strategis Ramadhan sebagai madrasah bagi umat Islam.
Pertama, Wapres menyebut, Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri. Menurutnya, Ramadhan dapat melatih kecerdasan dan kearifan umat Islam dalam memilih kebaikan dan meninggalkan keburukan.
“Umat yang cerdas dan bijak dalam bertindak akan menjadi umat yang memberikan solusi bagi persoalan masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Wapres.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Kedua, Wapres menyatakan, Ramadhan adalah momentum untuk memperbaiki mentalitas umat dalam mengendalikan diri serta terus berbaik sangka terhadap semua ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan, puasa Ramadhan yang hanya diwajibkan kepada orang yang beriman akan berdampak terhadap pembangunan pribadi ataupun masyarakat sekeliling.
“Dengan menjalankan puasa secara benar dan sungguh-sungguh sesuai dengan tuntunan syariat, diharapkan kita tidak hanya akan menjadi hamba yang menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bahkan kita juga akan menjadi hamba yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar sebagai ciri dari umat terbaik (khaira ummah) seperti yang disebutkan Allah di dalam Al-Qur’an,” imbuhnya.
Namun, Wapres mengingatkan, konteks mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran tidak semata soal ibadah maghdhah, tetapi juga prinsip yang harus diimplementasikan dalam semua aspek kehidupan (ghairu maghdhah), termasuk dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Untuk itu, Wapres mengharapkan partisipasi aktif pegawai Setwapres dalam mewujudkan Indonesia maju yang bercirikan kualitas manusia yang unggul dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, rakyat yang sejahtera secara merata, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang kuat dan berwibawa.
“Saya mengajak seluruh keluarga besar Setwapres untuk terus mendukung tercapainya target-target program pemerintah, khususnya dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ucap Wapres.
Ketiga, Wapres menuturkan, Ramadhan sebagai bulan pendidikan (syahrut tarbiyah) diharapkan dapat menjadi kawah candradimuka untuk bertransformasi ke arah yang lebih baik serta terus meningkatkan kapabilitas dan potensi diri umat Islam.
“Tiga paradigma yang harus kita bangun, adalah pertama, menjaga dan mempertahankan yang lama yang masih baik. Kedua, mengambil yang baru yang lebih baik. Dan yang ketiga adalah al-ishlah ila mahuwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah, yang berarti upaya melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, yang lebih baik lagi secara terus-menerus dan berkelanjutan,” urainya.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Terakhir, Wapres mengatakan, Ramadhan sebagai ladang beramal saleh dan berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) dalam upaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan mengharapkan keridaan-Nya. Oleh karena itu, Wapres mengajak pegawai Setwapres untuk tidak menyia-nyiakan bulan penuh berkah tersebut.
“Kebaikan-kebaikan yang insyaa Allah kita lakukan selama bulan Ramadhan hendaknya tidak terhenti ketika Ramadhan usai, justru harus kita jadikan kebiasaan yang langgeng,” harap Wapres.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres juga mengingatkan segenap Keluarga Besar Setwapres untuk menjaga netralitas selama tahun-tahun politik ini.
“ASN mesti fokus dan istiqomah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta menjadi teladan dalam menjaga perdamaian dan persatuan bangsa,” pesannya.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
Senada dengan Wapres, dalam ceramahnya, K.H. Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri atau lebih dikenal sebagai Buya Yahya menyampaikan, Ramadhan harus dijadikan sebagai tempat belajar memperkuat ketakwaan yang salah satunya dimulai dengan membangun kedamaian atas dasar cinta kasih.
“Disimpulkan oleh para ulama bahwa ketakwaan itu sederhana. Kapan engkau sudah bisa berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama manusia itu adalah ketakwaan kepada Allah. Orang baik kepada Allah, tapi tidak baik kepada manusia, belum dianggap sebagai orang bertakwa,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika yang diwakili oleh Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Vernando Wanggai menekankan tiga kebaikan bulan puasa, yaitu Ramadhan sebagai kesempatan untuk berkontemplasi atau merenungkan apa yang telah dan akan dilakukan dalam memberikan kerja terbaik; dorongan untuk makin membangun kepekaan dan empati, termasuk lebih bijak dalam bermedia sosial; serta dorongan terbangunnya manajemen diri sendiri untuk menghindarkan dari perbuatan-perbuatan tercela.
“Kita dituntut untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi maupun harus membangun sensitivitas terhadap lingkungan kita,” pintanya.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Sementara itu, Ketua DKM Baiturrahman Setwapres Robby Junia Prihana melaporkan rangkaian kegiatan untuk mengisi Ramadhan di Setwapres, antara lain, kajian ba’da Dzuhur setiap Senin dan Rabu selama Ramadhan, kajian kemuslimahan, Ngobrol Santai Ramadhan setiap Selasa dan Kamis dengan narasumber para pejabat dan pegawai Setwapres untuk membahas topik-topik keseharian, serta penyediaan hidangan takjil bagi jamaah shalat Maghrib Masjid Baiturrahman.
Robby pun mengajak Keluarga Besar Setwapres memanfaatkan bulan Ramadhan untuk mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik potensi spiritual, potensi intelektual, potensi sosial, dan potensi lainnya, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Semoga Ramadhan sebagai bulan tarbiyah ini dapat menjadi madrasah untuk kita berlatih dan membiasakan diri dalam rangka mengembangkan potensi yang kita miliki,” sebut Robby.
“Segala ibadah kita, segala muamalah kita, segala giat kita dalam bekerja, mudah-mudahan bukan hanya sekedar ingin pekerjaannya selesai, nilai kinerja kita baik, atau pimpinan kita bangga dan memberikan reward atau pujian kepada kita. Kalau hanya itu, bisa jadi suatu saat kita akan mendapatkan kekecewaan. Tapi, mudah-mudahan semua itu kita lakukan semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai wujud syukur atas segala potensi yang telah Allah berikan,” sambungnya.(R/R1/P2)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue