Palu, MINA – Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres mengunjungi korban di rumah sakit lapangan dan pos penampungan serta beberapa titik terdampak musibah gempa dan tsunami di Kota Palu, pada Jumat (12/10).
Dari keterangan pers BNPB yang diterima MINA, Gutteres mengaku terkesan dengan penanganan bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Gutteres menilai, Pemerintah Indonesia sangat tanggap terhadap penanganan bencana.
“Di Palu, saya melihat langsung kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami baru-baru ini. Ketika bertemu dan berbincang dengan beberapa orang, mereka menunjukkan kekuatan dan ketangguhan yang luar biasa,” katanya.
Kalla bersama Gutteres meninjau Balaroa yang wilayahnya tertimbun akibat likuifaksi dan Pantai Talise yang tersapu tsunami. Gutteres mengatakan bahwa pihaknya selalu bersama dengan masyarakat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Tengah.
“Perseikatan Bangsa-Bangsa bersama kalian untuk mendukung pemerintah dalam upaya penyelamatan dan pemulihan,” katanya.
Sebelum berkunjung ke beberapa titik, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan mengenai wilayah yang terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi, sekaligus penanganan darurat pascagempa.
“Penanganan darurat masih berlangsung dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah memperpanjang status tanggap darurat hingga 26 Oktober 2018,” katanya.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penanganan terhadap korban sendiri berangsur membaik setelah akses darat dan laut diperbaiki serta pemulihan utilitas dasar seperti listrik, air dan bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Untuk jaringan listrik, PLN mengerahkan 1.500 personel guna memulihkan suplai dari gardu induk menuju jaringan ke rumah-rumah warga, sedangkan ketersediaan BBM sudah dapat diakses pada 33 SPBU dari 36 yang pernah beroperasi di wilayah terdampak.
Terkait dengan bantuan internasional, BNPB bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan ASEAN Coordinating Centre For Humanitarian Assistance (AHA Centre) telah menerima bantuan dari negara-negara ASEAN dan 16 negara lain, mulai dari pesawat, makanan dan non-makanan.
Gempa dengan magnitudo 7,4 yang mengguncang Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu mengakibatkan sedikitnya 2.090 jiwa meninggal dunia, 10.679 luka berat, dan lebih dari 87 ribu orang mengungsi yang tersebar di empat wilayah, seperti Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah