Wapres RI: Menjaga Konsumsi Dalam Negeri dan UMKM Sebagai Kekuatan Hadapi Krisis Global

Wapres RI K.H. Ma’ruf Amin saat berkunjung ke salah satu booth Herbitren pada pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Ke-9 Tahun 2022 di Jakarta Convention Centre, , Jakarta, Kamis (6/10/2022).(Foto: Setwapres RI)

Jakarta, MINA – Pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 yang tengah diperjuangkan bangsa Indonesia saat ini masih berhadapan dengan realita global yang murung, seperti ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan. Ditambah lagi ancaman resesi dan sinyal kelesuan ekonomi global semakin menguat, bahkan banyak Bank Sentral merespons dengan menaikkan suku bunga acuan guna menahan laju inflasi.

Menghadapi situasi sulit tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meminta seluruh pihak untuk terus menjaga dan mengoptimalkan modalitas dan kekuatan domestik yang dimiliki Indonesia. Hal ini sebagai langkah mengantisipasi pembalikan arus modal dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju.

“Kekuatan domestik yang perlu kita jaga antara lain adalah konsumsi dalam negeri dan yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi,” ungkap Wapres saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Ke-9 Tahun 2022 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Kamis (6/10).

Bukan tanpa alasan, lanjut Wapres, pada triwulan II tahun ini, 51,47% PDB berasal dari konsumsi rumah tangga.

“Untuk itu, pemerintah terus menjaga level daya beli dan konsumsi masyarakat melalui bantuan sosial dan bantuan langsung tunai yang menyasar rumah tangga maupun UMKM,” tuturnya.

Tidak hanya itu, sebut Wapres, pemerintah saat ini juga terus menggaungkan gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Ia pun menegaskan bahwa produk-produk buatan dalam negeri, tidak terkecuali produk UMKM, tidak kalah mutunya jika dibandingkan produk impor dari negara lain.

“Produk fesyen hijab misalnya, telah berhasil merebut hati konsumen domestik dan luar negeri. Ini harus terus kita tingkatkan,” tegasnya.

Untuk itu, Wapres mengimbau khususnya kepada para pejabat pemerintahan agar tidak ragu membeli dan menggunakan produk lokal.

“Mari kita menjadi yang pertama, memberi contoh kepada masyarakat, bangga menggunakan produk buatan dalam negeri,” ajaknya.

Terakhir, pada acara yang mengusung tema “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat: Optimalkan Ekonomi dan Keuangan Syariah Untuk Pemulihan Inklusif” ini, Wapres pun meminta seluruh elemen bangsa untuk terus berkolaborasi dalam upaya pemulihan dari dampak pandemi.

“Upaya pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat seyogianya tidak hanya menjadi slogan, tetapi harus dapat diterjemahkan dalam kebijakan-kebijakan, dan diwujudkan dalam kolaborasi multipihak,” pintanya.

Perhelatan ISEF ke-9 diselenggarakan sepekan mulai dari tanggal 5 s.d. 9 Oktober 2022 secara hibrida. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari webinar bertaraf nasional dan internasional, business matching, showcase internasional, dan eksibisi.

Beberapa acara antara lain Mukernas HEBITREN, perluasan sertifikasi halal, INHALIFE halal lifestyle, International Hajj Conference, International Muslim Tourism Conference, International Conference on Zakat and Waqf, Tabligh Maulid, Talkshow, serta Modest Fashion Show.

Sebelumnya, penyelenggaraan telah didahului dengan bermacam kegiatan Road to ISEF yang dimulai sejak April 2022, termasuk kegiatan Festival Ekonomi Keuangan Syariah (FESyar) di tiga wilayah.

Kegiatan FESyar tersebut diselenggarakan di wilayah Timur Indonesia yang dipusatkan di Sulawesi Selatan, wilayah Sumatera dipusatkan di Aceh, dan wilayah Jawa dipusatkan di Jawa Timur. Rangkaian kegiatan FESyar tersebut diikuti lebih dari 372,9 ribu peserta dan sukses menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar 9,43 triliun Rupiah, termasuk di dalamnya dari keuangan sosial berupa hasil lelang wakaf produktif.

Penyelenggaraan ISEF ke-9 merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan sejumlah lembaga dalam mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah yaitu seluruh anggota Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS): Kementerian/Lembaga, OJK, LPS, MUI, seluruh mitra strategis internasional: IsDB, IFSB, dan World Zakat Waqf Forum.

Selain itu, mitra strategis nasional: BPKH, BPJPH, BAZNAS, BWI, Pimpinan Provinsi dan Pondok Pesantren yang menyukseskan Fesyar Wilayah, dan Organisasi Masyarakat dan Asosiasi: Pimpinan Pusat Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, MES, IAEI, IHLC, dan HERBITREN (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren).

Melalui penyelenggaran ISEF ke-9 diharapkan menjadi momentum untuk semakin memperkuat upaya mengintegrasikan pemikiran dan inisiatif seluruh penggiat eksyar dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah guna mendukung Indonesia sebagai pusat eksyar terkemuka di dunia. (L/R1/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)