Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wapres: Tak Logis Tuduhan Orang Indonesia Bantu ISIS

Rendi Setiawan - Jumat, 24 Februari 2017 - 19:04 WIB

Jumat, 24 Februari 2017 - 19:04 WIB

416 Views

JK.jpg" alt="" width="368" height="245" /> Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Arsip)

Jakarta, 27 Jumadil Awwal 1438/24 Februari 2017 (MINA) – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada bukti transfer Rp 1 Miliar dari Bachtiar Nasir ke Turki. Namun Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak percaya uang itu ditransfer ke kelompok ISIS.

“Pertama, ini proses hukum yang berjalan. Tapi sangat tidak logis, orang-orang di Indonesia membantu ISIS. ISIS itu pada waktunya suatu organisasi katakanlah dianggap teroris paling kaya, ngapain dibantu-bantu,” ujar Kalla dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (24/2).

Bahkan Kalla menyebut bahwa ISIS memiliki sumber minyak dan gudang uang meski telah dihantam bom oleh pihak Sekutu. “Jadi apa urusannya Indonesia kirim uang itu ke ISIS,” ujarnya, seperti diberitakan berbagai media nasional.

Polisi masih mendalami tujuan transfer dana tersebut. Diduga, transfer dana itu berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan dana Yayasan Keadilan untuk Semua.

Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online

“Saya yakin tidak ada gunanya membantu ISIS, buat apa? Mereka lebih kaya dari orang yang ingin membantu,” kata Kalla.

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi III DPR RI di Jakarta, Tito Karnavian mengaku telah menemukan bukti transfer dana sebesar Rp 1 Miliar dari Bachtiar Nasir ke Turki.

Hingga saat ini kepolisian belum mengetahui peruntukkan dana yang dikirim ke Turki.

Ketika dihubungi MINA terkait klaim tersebut, Ketua Tim Advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera mempertanyakan pernyataan Tito. Kapitra mengakui memang ada aliran uang dari Yayasan ke Turki, yang ditujukan ke IHH Humanitarian Relief Foundation.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Menurut Kapitra, uang itu dikirim oleh Islahuddin Akbar, salah seorang pegawai bank yang menjadi tersangka penyelewengan dana yayasan, melalui rekening solidaritas, bukan rekening Yayasan Keadilan Untuk Semua.

“Pengiriman itu memang benar adanya. Tapi yang harus digarisbawahi adalah bahwa uang itu asalnya dari Abu Kharis, pengurus Solidaritas Untuk Suriah. Itu hasil dari bedah buku di masjid-masjid. Dan itupun terjadi pada bulan Juni 2016 lalu,” katanya. (L/R06/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Internasional
Asia
Ekonomi