Jakarta, MINA — Wakil Presiden (Wapres) RI K.H. Ma’ruf Amin menekankan, Fintech (Financial Technology) bisa mendorong percepatan inklusi keuangan syariah, sekaligus perluasan ekosistem ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk untuk pembiayaan industri halal.
Oleh karena itu, Wapres menekankan empat poin penting yang perlu dilakukan dalam memperkuat ekonomi syariah berbasis digital.
“Pertama, tingkatkan sinergi, kolaborasi, dan kerja sama antarpemangku kepentingan dalam pengintegrasian layanan fintech syariah, seperti uang elektronik syariah dan pembiayaan syariah dengan program pengembangan UMKM industri halal,” jelas Kyai Ma’ruf saat memberikan sambutannya pada acara Talkshow LinkAja Syariah dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Jakarta, Rabu (27/9).
Poin kedua, Wapres meminta layanan fintech syariah untuk mengembangkan inovasi yang mengakomodasi kebutuhan UMKM industri halal dengan memperhatikan aspek risiko, keamanan, dan keberlanjutan.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Perluas pemanfaatan Securities Crowdfunding (SCF) syariah untuk pembiayaan UMKM industri halal. Fasilitasi UMKM industri halal agar go digital, dengan memberikan pelatihan pemanfaatan teknologi fintech dalam pengembangan usahanya, seperti layanan konsultasi pengelolaan keuangan dan investasi,” ujarnya.
Selanjutnya yang ketiga, Wapres minta agar fintech dapat masifkan peningkatan literasi dan edukasi kepada pelaku UMKM industri halal dan masyarakat mengenai manfaat dan layanan fintech syariah.
“Saya mengapresiasi capaian delapan juta pengguna LinkAja Syariah, dan berharap jumlah ini terus bertambah. Gandeng berbagai komunitas masyarakat, termasuk pesantren, untuk mendukung pengembangan usaha syariah pesantren,” ucapnya.
Kemudian yang terakhir, Wapres minta agar layanan fintech syariah ini dapat diperluas hingga pasar global, tidak hanya Thailand dan Malaysia.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
“LinkAja Syariah saya minta juga turut ambil peran menyediakan akses pembayaran digital dan layanan fintech syariah lainnya lintas negara,” pintanya.
Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-3 pada Islamic Finance Development Indicator (IFDI), dan posisi ke-4 pada The State of Global Islamic Economic Report 2022 secara keseluruhan industri unggulan halal.
Menurut Wapres, untuk meningkatkan posisi tersebut, diperlukan penguatan ekosistem syariah, salah satunya melalui instrumen syariah berupa digitalisasi keuangan fintech.
“Saya minta seluruh pihak dapat terus mendorong penguatan ekosistem syariah berbasis digital, sekaligus pengembangan kemajuan industri halal, sehingga berkontribusi nyata pada kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Selain itu, Wapres juga berharap Fintech syariah mampu memberikan ragam pelayanan yang aman, efisien, serta murah bagi UMKM.
“Seperti pembayaran, peminjaman, investasi ritel, dan lainnya, bahkan menjangkau pelaku usaha industri halal, utamanya UMKM yang belum bisa mengakses layanan perbankan,” urainya.
Menutup sambutannya, Wapres berharap Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam diharapkan menjadi momentum pengingat, untuk selalu menjadikan beliau sebagai suri teladan, termasuk dalam konteks pengembangan bisnis syariah, sehingga lebih membawa maslahat secara luas.
Sementara itu, Direktur Eksekutif KNEKS, Taufik Hidayat menyampaikan bahwa dengan adanya platform pembayaran digital syariah, transaksi keuangan diharapkan akan lebih baik karena transaksi akan lebih transparan, aman, nyaman, dan pelacakan keuangan dapat lebih akurat.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
“Pembayaran digital adalah tonggak yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia, ini adalah salah satu langkah menuju masa depan yang lebih modern, efisien dan juga inklusif. Semoga KNEKS dan jajaran stakeholder dapat bekerjasama dengan stakeholder lain yang terkait untuk mengembangkan potensi pembayaran digital, menjadi pembayaran yg bermanfaat bagi kita semua” jelasnya.
Talkshow tersebut mengangkat tiga topik, yaitu Digital Payment Dalam Perspektif Syariah dengan narasumber Ketua Bidang Ekonomi Syariah & Halal MUI Sholahuddin Al-Aiyub, Gambaran Industri Halal di Indonesia serta Peran Digital Payment Syariah untuk mendorong Akselerasi Inklusi Keuangan dengan narasumber Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar, dan Digital Payment Syariah:Beyond Ordinary Transaction dengan narasumber dari CEO LinkAja Yogi Rizkian Bahar.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025