Cape Town, MINA – Sekelompok warga Afrika Selatan dari unsur partai politik dan lembaga masyarakat sipil melakukan aksi solidaritas menduikung perjuangan Palestina dan menolak rancangan kesepakatan abad ini yang disampaikan Presiden AS Donald Trump.
Mereka menyebutkan, pengumuman Trump bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi PBB, dan itu sebagai perwujudan yang jelas dari rezim apartheid, seperti yang mereka derita cukup lama.
Di depan Parlemen Afsel dalam persiapan pembukaan sesi tahunan pidato kenegaraan presiden, aksi demo mengecam pernyataan Trump, yang mewakili pandangan rasis Israel dan melayani kepentingan mereka di kawasan Timur Tengah. Al-Quds Online melaporkan, Selasa (18/2).
Massa yang berpartisipasi juga menunjukkan bahwa menentang upaya AS menekan Palestina adalah tugas moral dan patriotic. “Kebebasan rakyat Afrika Selatan tidak akan lengkap tanpa kebebasan rakyat Palestina, seperti pernah dikatakan nelson Mandela,” ujar mereka.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Duta Besar Palestina, Hanan Jarrar dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada massa yang berkumpul dalam solidaritas untuk Palestina dan itu semakin mempererat hubungan antara kedua bangsa.
Aksi massa mengatakan, mereka tergerak karena perasaan kolektif manusia Afrika Selatan sepenuhnya yang menyadari arti sebenarnya dari kata diskriminasi ras. Ini karena penduduk Afrika pernah hidup melalui pengalaman traumatis deskriminasi.
“Palestina tidak untuk dijual atau barter dengan biaya berapa pun,” ujar Jarrar.
Dia juga berterima kasih kepada pemerintah Afrika Selatan dan Negara lainnya atas peran mereka dalam mendukung dan mengadvokasi perjuangan Palestina, merujuk pada pidato Presiden Ramboza di KTT Uni Afrika yang menolak rencana Presiden AS Donald Trump. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Mi’raj News Agency (MINA)