Ramallah, 22 Dzulhijjah 1435/16 Oktober 2014 (MINA) – Warga Palestina di Desa Bilin, 12 kilometer dari Ramallah, telah menanam ratusan bunga dalam bungkus granat Israel untuk menghargai mereka yang tewas selama protes menentang tembok pemisah di Tepi Barat yang diduduki.
“Taman yang tidak biasa itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kehidupan dapat terjadi dari sesuatu yang sudah mati,” kata pengurus desa, Mohammad Khatib. Sebagaimana dilaporkan Palestinian News Network (PNN), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Desa Bilin telah menjadi simbol aksi protes warga Palestina terhadap kebijakan Israel di Tepi Barat.
Perjuangan warga desa untuk mendapatkan kembali tanah yang direbut oleh Israel juga merupakan subjek dari film dokumenter nominasi Oscar tahun lalu yang berjudul “Five Broken Cameras”.
Baca Juga: Para Pemimpin Arab Tiba di Mesir Hadiri Pertemuan Darurat terkait Gaza
Warga Palestina mengatakan, tembok yang memotong daerah di Tepi Barat itu bagian dari perampasan lahan. Israel mengatakan, hal itu diperlukan untuk memantau penyerangan warga desa.
Taman di Desa Bilin itu memperingati wafatnya Bassem Abu Rahmeh, seorang pemimpin aksi protes terhadap tembok pemisah yang tewas pada 2009 silam ketika ia dilempari sebuah granat dan gas air mata.
Adik dari Bassem, Jawaher, meninggal hampir dua tahun kemudian, sehari setelah melakukan aksi protes. Menurut penduduk desa, ia meninggal karena menghirup gas air mata dari israel.
Selama aksi protes di Tepi Barat, tentara Israel sering menembak gas air mata, granat kejut, peluru karet, dan terkadang langsung menggunakan peluru.(T/P008/R03)
Baca Juga: Tentara Zionis Terus Serang Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dokumenter Palestina “Delayed Retrieval” Raih Penghargaan Film Pendek Terbaik di Italia