Washington, D.C., MINA — Ribuan demonstran turun ke jalan di Washington, D.C., dan berbagai kota besar di Amerika Serikat pada Sabtu, 19 April 2025, untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump.
Aksi ini menyoroti isu-isu seperti deportasi massal, pemecatan pegawai pemerintah, serta keterlibatan AS dalam konflik di Gaza dan Ukraina. Al-Jazeera melaporkan.
Di ibu kota, massa berkumpul di sekitar Gedung Putih dengan membawa spanduk bertuliskan “Pekerja Harus Memiliki Kekuatan” dan “Hentikan Persenjataan Israel”.
Mereka mengecam pemecatan lebih dari 200.000 pegawai federal dan kebijakan imigrasi yang agresif, termasuk penahanan mahasiswa asing serta ancaman terhadap pendanaan universitas yang mendukung keberagaman dan gerakan pro-Palestina.
Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pesan Paskah 2025
Simbol-simbol solidaritas dengan Palestina dan Ukraina terlihat jelas dalam aksi tersebut, dengan peserta meneriakkan slogan-slogan yang menentang dukungan militer AS terhadap Israel dan menyerukan perlawanan terhadap agresi Rusia di Ukraina.
Demonstrasi ini bertepatan dengan peringatan 250 tahun dimulainya Perang Revolusi Amerika, yang dimaknai oleh para demonstran sebagai simbol perlawanan terhadap tirani.
Mereka menyoroti kekhawatiran terhadap pelanggaran hak-hak sipil, seperti pengurangan perlindungan bagi individu transgender dan penggunaan Undang-Undang Musuh Asing untuk menargetkan imigran Venezuela.
Aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang dikenal sebagai “50501”, yang telah mengorganisir lebih dari 1.100 demonstrasi di seluruh 50 negara bagian AS.
Baca Juga: Produk Tekstil Indonesia Kena Tarif 47 persen ke AS
Gerakan itu mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintahan Trump dan dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap kecenderungan otoriterisme.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perubahan Strategi di Timteng, AS Tarik Pasukan dari Suriah