Jalur Gaza, MINA – Menanggapi isolasi atau karantina beberapa orang, kota atau negara karena wabah corona, warga Jalur Gaza mengatakan, mereka telah diisolasi lebih 13 tahun lamanya.
Mustafa bin Khatib (51) mengatakan hal itu pada The News, Sabtu (21/3), dan memahami “perasaan orang dalam isolasi atau karantina di seluruh dunia.”
“Kami telah memiliki situasi seperti karantina sejak 2007,” ujarnya.
Kini warga di Jalur Gaza, walau sudah terbiasa dalam situas blokade, tetap bersiap menghadapi pandemi corona melalui langkah-langkah pencegahan.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Meskipun tidak ada kasus corona yang tercatat di Gaza sejauh ini, sekolah telah ditutup dan lebih dari 2.700 orang berada di isolasi rumah, sebagian besar yang baru kembali dari Mesir.
Matthias Schmale, direktur Gaza dari badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, mengatakan dia sudah beroperasi di bawah kondisi wabah, memberlakukan langkah-langkah jaga jarak sosial.
Dengan pergerakan masuk dan keluar dari wilayah yang sangat dibatasi, Jalur Gaza mungkin adalah salah satu dari sedikit tempat di bumi yang berpeluang tetap bebas virus, ujar para ahli.
Namun mereka juga memperingatkan bahwa blokade yang melumpuhkan dan tingkat kemiskinan yang tinggi, bersama dengan populasi yang padat dan sistem kesehatan yang lemah, dapat menciptakan kondisi untuk wabah yang cepat. (T/RS2/P1)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)