Gaza, MINA – Seorang ibu bersama dengan enam anaknya, bernama Um Mohammed harus bertahan hidup di Gaza Utara hanya dengan roti karena tidak adanya sayur-sayuran, buah-buahan bahkan daging.
Makanan yang bisa ditemukan di pasar dijual dengan harga selangit. Ia mengungkapkan, satu kilo paprika hijau, yang harganya sekitar satu dolar sebelum perang, dihargai 320 shekel atau hampir $90. Para pedagang meminta $70 hanya untuk satu kilo bawang.
“Kami tetap bertahan dan terus bertahan,” kata Um Mohammed seperti dikutip dari MEMO, Sabtu (15/6).
Dia tetap di sana selama lebih dari delapan bulan pemboman Israel bersama dengan keluarga-keluarga lain. Namun dia dan keluarganya telah beberapa kali meninggalkan rumah mereka menuju tempat penampungan yang ditunjuk di sekolah-sekolah PBB.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Kecuali tepung, roti, kami tidak punya apa-apa lagi, tidak punya apa-apa untuk dimakan, jadi kami makan roti saja,” ujarnya.
Pada akhir Mei, militer Israel mencabut larangan penjualan makanan segar ke Gaza dari Israel dan Tepi Barat yang diduduki, kata pejabat Palestina dan pekerja bantuan internasional.
“Tidak ada daging atau sayur-sayuran,” kata Um Mohammed.
Aliran bantuan PBB di wilayah Palestina hampir seluruhnya terhenti sejak Israel menginvasi dan mengambil kendali atas penyeberangan Rafah, sementara lebih dari 2.000 truk bantuan sedang menunggu untuk memasuki daerah tersebut.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Israel mengatakan, mereka tidak membatasi pasokan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza dan menyalahkan PBB atas lambatnya pengiriman, dan mengatakan bahwa operasinya tidak efisien.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian