Gaza, Palestina, MINA – Ratusan warga Gaza Palestina menggelar Shalat Ghaib atas wafatnya relawan kemanusian Indonesia, Ir. Ahmad Fauzi di Masjid Omary, di Kota Jabaliya, Gaza Utara pada Sabtu, (24/4).
Shalat Ghaib diimami seorang Hafidz lagi Alim, Syaikh Mahmoud Dardona Abo Jameel.
Salah seorang Jama’ah Shalat Ghaib, yang juga teman akrab Allahuyarham Fauzi saat di Gaza, Jomah Al-Najjar dalam keterangan tertulisnya yang diterima MINA Ahad (25/4) mengatakan, Shalat Ghaib ini merupakan bentuk pengamalan ukhuwah Islamiyyah warga Gaza dengan warga Indonesia.
“Fauzi adalah keluarga kami, keluarga Fauzi juga adalah keluarga kami,” katanya.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Jomah juga menceritakan mengenal Fauzi bersama relawan Indonesia lain saat memasuki Gaza dengan berteriak yel-yel yang membuatnya kagum yakni “Al-Aqsha Haqqunaa” (Al-Aqsha Milik Kaum Muslimin).
Jomah mengatakan, warga Gaza sangat dekat dengan Fauzi juga relawan-relawan Indonesia lainnya.
Jomah juga mengatakan, Fauzi merupakan pribadi yang sangat ramah, murah senyum, seorang mukmin, seorang muslim yang punya akhlak yang baik.
“Beliau meninggal pada hari Jum’at dan pada bulan Ramadhan yang mulia, masya Allah. Siapa saja muslim yang meninggal pada bulan Ramadhan, apalagi pada Jum’at insya Allah akan diberikan ganjaran surga. Fauzi adalah orang yang baik, tidak ada yang buruk dari Fauzi,” katanya.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Fauzi merupakan relawan Indonesia dari Aqsa Working Group (AWG) dan Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia yang tergabung di dalam Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) yang menginisiasi pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Palestina.
Selama 1,5 tahun, Fauzi berada di Gaza Palestina bersama puluhan relawan Indonesia lain guna menyelesaikan pembangunan RSI yang merupakan sumbangan masyarakat Indonesia tersebut.
Pada Ahad, (18/4) Ahmad Fauzi mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor dalam perjalanan untuk mengawasi pembangunan Ponpes Tahfidz Al-Fatah di Balikpapan Kalimantan Timur.
Sempat dirawat di ICU selama lima hari, Fauzi dinyatakan wafat pada Jum’at, (23/4) disebabkan cidera kepala cukup parah yang dideritanya.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Fauzi meninggalkan satu orang istri bernama Musfiroh dan dua orang anak bernama Muhammad Arkan Ali Marwan dan Muhammad Azzam Al-Muyassar.
Anak pertamanya, Muhammad Arkan, merupakan santri berprestasi di MTsN Samarinda. Arkan mendapatkan Juara I pada Kompetisi Sains Madrasah Online 2020 Tingkat Nasional.
Selain menjadi pengawas RSI di Gaza Palestina, Fauzi juga mengawasi pembangunan RSI di Myanmar, selama dua tahun. Misi kemanusiaan Fauzi untuk membangun RSI di Myanmar juga diinisiasi oleh Mer-C yang diperuntukkan bagi warga Muslim dan Budha di Myanmar.
Fauzi yang juga aktif di Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) dikenal di kalangan relawan sebagai seorang yang selalu mengutamakan amal sholeh untuk kepentingan orang banyak dibanding kepentingan dirinya sendiri.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Fauzi juga aktif dalam misi kemanusiaan dalam kebencanaan yang terjadi di dalam negeri bersama UAR.
Salah seorang juniornya di UAR Kaltim, Sabiqi Muhammad mengatakan kepada MINA, Fauzi merupakan pribadi yang kuat dalam memotivasi juniornya agar giat beramal untuk orang banyak.
“Bang Fauzi ini selalu memotivasi kami dengan kata ‘Sikat’ kalau ada amanah beramal yang ditugaskan kepada kami para juniornya, beliau mengajarkan kami untuk tidak ragu untuk berangkat dalam tugas meski dalam keadaan berat,” ujarnya.(L/B03/R1).
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)