Gaza, 29 Jumadil Akhir 1436/18 April, 2015 (MINA) – Agresi Israel ke Jalur Gaza sudah berhenti sejak delapan bulan yang lalu saat ditandatanganinya gencatan senjata Agustus 2014, namun efek dari peperangan tersebut masih menyisakan banyak hal mengerikan yang terus mengancam kehidupan warga di pesisir pantai Mediterania tersebut.
Hingga saat ini banyak rudal Israel dengan bobot satu ton yang tidak meledak namun masih aktif, tertanam selama berbulan bulan di dalam rumah-rumah warga Gaza. Demikian Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jalur Gaza.
“Tentu saja hal yang cukup mengerikan, karena sewaktu-waktu rudal tersebut bisa meledak dan menewaskan penghuni rumah,” seorang warga Gaza Hussein Athamna (51), dari kota Bayt Hanoun bagian utara Jalur Gaza. Ia tinggal di rumah dua lantai dengan anggota keluarga berjumlah 20 orang.
Dilaporkan terdapat 40 buah rumah yang di dalamnyta ada rudal Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Athamna selama ini hidup satu atap dengan rudal Israel. Dia mengatakan bahwa rudal tersebut ditembakkan oleh pesawat F16 Israel pada saat terjadinya peperangan selama 51 hari di awal musim panas tahun lalu dan jatuh tepat di bagian depan rumahnya, namun tidak meledak.
“Ketika rudal tersebut jatuh dan membentuk sebuah lubang besar, saya merasakan seolah waktu telah berhenti, saat itu kami menunggu ledakan dari roket tersebut dan merasakan kematian semakin dekat,” ujar Athamna seperti dikutip Media Palestine.
Athamna, ayah dari sebelas anak, menambahkan, saat kejadian dia sangat khawatir pada keselamatan anak-anaknya.
Sekarang karena masih ada rudal di rumahnya, dia menyatakan sudah menghubungi pihak berwenang untuk memindahkan rudal yang tertanam di dalam rumahnya tersebut, namun sangat susah dilakukan karena keterbatasan peralatan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Athmna menggambarakan bahwa keluarganya hidup dalam ketakutan, karena setiap kali masuk ke dalam rumah tersebut dikhawatirkan rudal meledak setiap saat.
“Tidak mudah hidup selama delapan bulan lebih bersama dengan rudal yang setiap saat bisa saja meledak,” ungkapnya.
Dia berterusterang ingin keluar dari rumah tersebut mencari rasa aman, namun ia tidak memiliki uang untuk sewa rumah, apalagi harus menyewa rumah besar karena karena di dalam rumah dua lantai tersebut tinggal setidaknya 20 orang.
Perasaan cemas juga dialami oleh Nadhirah Masoud (65) yang didasar rumahnya terdapat rudal serupa. Sudah lebih dari delapan bulan dia tinggal bersama rudal yang siap meledak.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sejak 12 hari yang lalu, tim Penjinak Bahan Peledak Gaza berusaha untuk menggali ke dalam rumah Masoud untuk mengevakuasi rudal aktiv tersebut.
Masoud menceritakan kejadian bermula saat dia dan keluargnya mendapatkan ancaman dari Israel untuk segera mengosongkan rumah, karena rumah tersebut akan segera di bom dalam beberapa menit kemudian.
“Dalam waktu tiga menit, sekitar 17 orang termasuk anak-anak di bawah usia dua tahun segara berlarian keluar dari rumah ini, dan berlindung di rumah tetangga,” ujarnya.
Dari rumah tetangga tersebut Masoud dan keluarganya menyaksikan bagaimana roket Israel berukuran satu ton mendarat di atap rumahnya kemudian menembus lantai dua untuk selanjutnya menuju ke bagian dasar rumah, namun tidak terjadi ledakan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Ketakutan akan meledaknya rudal tersebut tidak hanya dirasakan oleh keluarga Masoud saja, namun juga lingkungan di sekitarnya terancam akibat keberadaan rudal aktiv itu.
Masoud hanya menginginkan rudal tersebut segera dievakuasi tanpa menyebabkan ledakan dan dia bisa membangun kembali rumahnya kemudian keluarganya bisa hidup dengan tenang.
Sementara itu Emad Al Amase, Direktur Umum Penjinak Bahan Peledak, Kementrian Dalam Negeri di Gaza mengatakan, bahwa setidaknya ada 40 rumah yang di dasarnya terdapat rudal dan bom aktiv yang tidak meledak.
“Pemerintah telah melakukan banyak evakuasi terhadap rudal yang tidak meledak di jalan-jalan Gaza, namun sekarang pekerjaan kami sedang difokuskan untuk mengevakuasi yang terdapat didalam rumah-rumah warga” ujarnya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Al Amase menambahkan bahwa hingga saat ini pemerintah telah mengevakuasi rudal dari lima rumah warga Gaza yang sudah tidak berpenghuni, termasuk rudal rudat berbobot satu ton.
Dia juga menyatakan bahwa mereka banyak menghadapi kesulitan dalam evakuasi tersebut, karena minimnya peralatan yang diperlukan untuk melakukan penjinakan ditambah lagi blockade yang tidak memperbolehkan peralatan tersebut masuk ke Gaza.
Al Emasi menyatakan bahwa proses pencarian rudal – rudal murni menggunakan tangan, dimana para pekerja menggali terowongan untuk mencari rudal, dan menghadapi resiko yang sangat tinggi.
“Kami tidak memiliki perangkat sensitive dan sensor untuk mendeteksi keberadaan bahan peledak tersebut, dan semua murni menggunakan tangan, peralatan yang kami miliki sudah tidak dapat beroperasi sejak lebih dari delapan tahun yang lalu, banyak bahan peledak yang telah terkubur di dasar tanah, dan kami tidak bisa menggalinya kembali,” ujarnya.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Menurutnya hingga kini tim penjinak bahan peledak telah menghancurkan lebih dari 50 ton bahan peledak dari rudal Israel yang tertanam di dalam tanah, dia juga membenarkan masih ada puluhan bom yang belum meledak di bawah reruntuhan rumah warga terutama di daerahdaerah dekat perbatasan.
Sebagaimana diketahui bahwa Israel meluncurkan agresi terbesar dalam sejarah Palestina dengan menyerang Jalur Gaza yang telah diblokade selama bertahun-tahun selama 51 hari. Dalam serangan tersebut 2.100 warga Gaza syahid, serta 11.000 lainnya mengalami luka-luka. Serangan tersebut juga menghancurkan 96 ribu rumah warga Palestina. (K01/P2)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian