Gaza, 17 Syaban 1436/4 Juni 2015 (MINA) – Sejumlah warga Palestina yang tak dapat melewati pintu perlintasan Rafah memulai aksi mogok makan sebagai bentuk protes akibat penutupan oleh Pemerintah Mesir.
Para pemogok makan mendirikan tenda di dekat persimpangan dan memasang sejumlah poster, bertuliskan “Orang-orang yang terjebak di Gaza menyerukan Pemerintah Mesir membuka perbatasan Rafah di dua arah”.
Poster lain bertuliskan: “Kami menyerukan PBB dan semua organisasi HAM untuk memfasilitasi perjalanan para pasien Gaza…. Para pasien Gaza sedang menunggu kematian mereka karena penutupan penyeberangan. Kami adalah manusia… Mana Presiden Abbas dan pemerintah persatuan?”
Para pemogok makan juga mengatakan, mereka akan terus melakukan aksinya hingga Rafah dibuka kembali, demikian Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mereka meminta Otoritas Palestina dan pemerintah persatuan Palestina untuk segera mengambil tindakan mewujudkan harapan mereka.
Juru bicara kelompok, Majdi Abu-Kareem, mengatakan, sekitar 15.000 warga Palestina dalam keadaan terdesak untuk melakukan perjalanan dan mereka menunggu perlintasan itu dibuka.
Beberapa orang yang tidak bisa melakukan perjalanan adalah pasien, beberapa mahasiswa dan beberapa pemegang paspor asing yang tenggang waktunya akan berakhir.
“Penutupan Rafah secara terus menerus meningkatkan penderitaan rakyat Gaza,” kata Abu-Kareem.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Saat ini, perlintasan Rafah menjadi akses satu-satunya warga Gaza menuju dunia luar sejak pendudukan Israel memblokade daerah kantong pantai itu pertengahan 2007 lalu.
Pertengahan 2013, Mesir mulai menutup pintu perbatasan Rafah dan hanya membukanya di waktu-waktu terbatas saja serta bagi kasus-kasus khusus saja.
Mesir di bawah pemerintahan presiden baru Abdul Fattah al-Sisi telah menutup perbatasan dengan Gaza serta membuka hanya sebagian dan terpisah untuk perjalanan non-warga Gaza juga mengizinkan beberapa warga Gaza yang terluka untuk mendapatkan pengobatan di luar Jalur terkepung itu.
Akses yang berbatasan dengan Mesir itu seringkali menjadi permasalahan sendiri karena otoritas Mesir memberlakukan pemeriksaan ketat terhadap setiap orang yang akan keluar atau pun masuk ke Gaza, seiring memburuknya kondisi keamanan di Sinai, utara Mesir.(T/nda/R05)
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Mi’raj Isamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel