New Delhi, 10 Shafar 1438/10 November 2016 (MINA) – Warga India berduyun-duyun mendatangi bank-bank di seluruh negeri pada Kamis (10/11) untuk menukar uang 1.000 dan 500 rupee.
Orang-orang terlihat telah menunggu di luar banyak bank sejak pukul 06:00 pagi waktu setempat untuk menukar pecahan uang yang sekarang sudah mati.
Sebelumnya, Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan penarikan uang kertas 500 dan 1.000 rupee dari peredaran dalam semalam.
Modi mengatakan lewat siaran televisi bahwa tindakan yang mengejutkan itu dilakukan dalam rangka menindak kasus korupsi, kepemilikan uang ilegal dan pembiayaan gerakan militan.
Baca Juga: IKAPI Gelar Islamic Book Fair 2025, Catat Agendanya
Semua ATM tidak buka hari ini. Demikian The Hindu memberitakan yang dikutip MINA.
Ekonomi India sangat bergantung pada uang tunai. Uang dengan nominal 500 dan 2.000 rupee baru akan diterbitkan untuk menggantikan uang yang diambil dari peredaran.
“Uang hitam dan korupsi adalah hambatan terbesar dalam menghapus kemiskinan,” kata Modi.
Warga bisa mengganti uang lama mereka dengan uang baru di bank dalam 50 hari ke depan, tapi uang tersebut tak bisa lagi menjadi alat pembayaran.
Baca Juga: Semangat dan Haru Iringi Pemberangkatan Kloter Pertama Haji dari Surabaya
Di kota Chennai, ibu kota negara bagian Tamil Nadu, antrian panjang terlihat di luar bank di berbagai lokasi kota.
Pengaturan khusus dilakukan oleh setiap bank di berbagai kota, berbeda di hari biasanya.
Pihak kepolisian pun melakukan pengamanan dan pengaturan khusus untuk menertibkan antrian warga.
Di New Delhi, sebanyak 3.400 personel paramiliter dan polisi, bersama dengan tim reaksi cepat, dikerahkan di ibu kota negara tersebut.
Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS
Sumber-sumber resmi mengatakan, Kementerian Dalam Negeri telah menyiapkan sekitar 1.000 personel yang siap untuk disebar langsung dalam keadaan darurat apapun. Sekitar 200 tim reaksi cepat diposisikan di berbagai bagian kota. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Airlangga: Tarif Impor AS ke Produk Indonesia Bisa Tembus 47 Persen
















Mina Indonesia
Mina Arabic