Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WARGA INDONESIA MULAI MENGGELIAT DENGAN INDUSTRI RUMAHAN

Rudi Hendrik - Sabtu, 27 September 2014 - 23:12 WIB

Sabtu, 27 September 2014 - 23:12 WIB

817 Views

Peserta-Stand-Expo-Industri-Kreatif
Peserta stand Expo industri kreatif dalam rangkaian acara Islamic Scientific Forum ke-7 di IPB, Bogor, Sabtu (27/9). (Foto: Rina/MINA)
Peserta-Stand-Expo-Industri-Kreatif


Peserta stand Expo industri kreatif dalam rangkaian acara Islamic Scientific Forum ke-7 di IPB, Bogor, Sabtu (27/9). (Foto: Rina/MINA)

Bogor, 3 Dzulhijjah 1435/27 September 2014 (MINA) – Warga Indonesia di berbagai daerah mulai mengembangkan usaha bisnis rumahan dengan segala macam cara unik  yang mereka lakukan pada produknya.

Salah satunya, hasil olahan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Cianjur Jawa Barat Muhamamad Ginanjar dan teman-temannya menampilkan produk lokal mereka dalam pameran Expo Seminar Enterpreneurship di Bogor pada Sabtu (27/9).

Ginanjar yang baru lulus dari IPB, mengawali bisnis olahan talasnya dari tahap yang paling dasar dengan membuat beberapa jenis sampel beraneka ragam rasa dan mulai dipasarkan ke sekitar kampusnya.

Bisnis kecil-kecilan itu terus diasah hingga dirinya mampu membeli lahan di Cianjur dan menekuni bisnis tersebut bersama adik-adiknya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Kini, dia memperkerjakan ibu-ibu rumah tangga di lokasi dekat rumahnya untuk mengolah bahan-bahan talas hingga menjadi keripik dengan beraneka rasa unik, seperti rasa jeruk nipis, keju, dan balado.

Bisnis yang digelutinya sejak 2007 diberi nama Qtaro, dan juga menghadirkan aneka jenis olahan rumah keripik pisang dengan rasa yang mirip.

Acara pameran/Expo industri kreatif itu diselenggarakan sebagai rangkaian acara Islamic Scientific Forum ke-7 di IPB dan juga menghadirkan 18 produk lain yang merupakan hasil karya anak bangsa.

Di samping Ginanjar, salah satu dosen IPB juga mengolah bahan herbal seperti propolis, madu, zaitun untuk kemudian menjadi bahan dasar produk kosmetik dan olahan lainnya seperti kopi dan lain-lain.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Kami sudah tersebar di berbagai rumah kecantikan dan obat-obatan di Bogor, dan ini dijamin herbal,” kata Rizky Herfani salah satu penjaga stand produk herbal Tekno itu.

Di samping itu, olahan makanan tanpa pengawet juga sudah menyebar di berbagai daerah Indonesia, melawan kekhawatiran warga akan merebaknya makanan dengan bahan pengawet berbahaya dan tidak halal.

Yadi Supriyadi asal Bekasi menghadirkan produk olahan makanan tanpa pengawet seperti tuna, sosis, nugget, dan lain sebagainya selama pameran berlangsung. Yadi mengharapkan Indonesia menjadi negara yang halal makanannya dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Sedangkan bervisi lebih global, pameran juga menghadirkan air minum kemasan yang bertujuan mensosialisasikan pembebasan Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds Palestina yang masih dijajah Otoritas Pendudukan Israel melalui produknya.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

“Air minum kemasan AQSO2 bukan sekedar nama merek dan bukan sekedar jualan air, tetapi untuk sosialiasasi pembebabasan Masjid Al-Aqsha, sesuai namanya AQSO2,” Pemilik Air Kemasan AQSO2, Basuki Santoso.(L/R04/P005/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

Ekonomi
stanIHBF
Halal
Peserta-Stand-Expo-Industri-Kreatif
Ekonomi
Sekjen-MUI-Pusat
Ekonomi