Baghdad, MINA – Setengah dari keluarga yang tinggal di wilayah Irak yang dilanda kekeringan mengatakan, mereka membutuhkan bantuan makanan karena krisis kelangkaan air yang parah dan kian memburuk, Dewan Pengungsi Norweigan (NRC) memperingatkan dalam penelitian yang diterbitkan Kamis (16/12).
Seperlima keluarga yang tinggal di daerah yang dilanda kekeringan di seluruh Irak yang disurvei oleh NRC pada bulan November mengatakan, mereka tidak pernah memiliki cukup makanan, karena persediaan air mengering, tanaman layu, dan ternak yang kurang makan mati selama musim tanam tahun 2020 -2021.
Temuan itu muncul di tengah “catatan rendahnya tingkat curah hujan, pengelolaan sumber daya air yang buruk, dan pengurangan aliran air ke sungai Tigris dan Efrat dari negara-negara hulu,” kata NRC.
Meskipun masalahnya bukanlah hal baru, “tahun ini telah terjadi kelangkaan air yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pengurangan aliran air dari sungai-sungai yang mengalir melalui negara itu,” Caroline Zullo, Penasihat Kebijakan dan Advokasi NRC di Irak mengatakan kepada The New Arab.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dari 2.800 rumah tangga yang disurvei oleh NRC, sekitar sepertiga petani jelai dan gandum kehilangan 90 persen hasil panen mereka. Lebih dari sepertiga sapi, domba atau kambing hilang karena kekurangan pakan atau air, atau terkena penyakit.
Kerugian yang menghancurkan memaksa warga Irak meninggalkan rumah pedesaan mereka ke kota-kota besar dan kecil untuk mencari mata pencaharian alternatif, di negara di mana sudah ada lebih dari 1,2 juta orang terlantar.
Satu dari 15 rumah tangga yang disurvei mengatakan kepada NRC bahwa seorang anggota keluarga telah meninggalkan rumah dalam 30 hari terakhir untuk mencari pekerjaan dan penghasilan.
Irak sudah menderita tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi, dengan sekitar seperempat kaum muda menganggur.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Di distrik Hawija di provinsi Kirkuk, “69 persen rumah tangga menyaksikan kegagalan panen gandum dibandingkan dengan 40 persen beberapa bulan lalu,” kata Zullo.
“Hampir setiap rumah tangga di Ninewa, lumbung pangan Irak, kehilangan hasil panen akibat kondisi kekeringan dan pasokan air yang tidak mencukupi.” (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon