Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Iran dari Negara Lain Diizinkan Haji

Rudi Hendrik - Selasa, 6 September 2016 - 13:24 WIB

Selasa, 6 September 2016 - 13:24 WIB

522 Views

Iranian protestors shout slogans while holding black flags during a demonstration against Saudi Arabia after 131 Iranian pilgrims were killed in a stampede at the annual hajj, on September 25, 2015 at Enghelab square in Tehran. Iranian leaders have been deeply critical of the Saudi authorities over what they charge were flawed crowd control measures. "The government of Saudi Arabia must accept the huge responsibility for this catastrophe," Iran's supreme leader Ayatollah Ali Khamenei said. AFP PHOTO / ATTA KENARE (Photo credit should read ATTA KENARE/AFP/Getty Images)

Riyadh, 4 Dzulhijjah 1437/6 September 2016 (MINA) – Menteri Urusan Haji Arab Saudi Muhammad Saleh bin Taher Benten pada Senin (6/9) mengumumkan bahwa Kerajaan telah setuju memberikan visa kepada jamaah haji warga Iran yang berasal dari negara lain.

Menurut kantor berita nasional Saudi, SPA, Benten mengatakan, aplikasi visa untuk jamaah Iran yang masuk ke Kerajaan dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Afrika akan disetujui.

Arab Saudi telah setuju untuk memberikan visa kepada peziarah Iran yang datang dari negara-negara lain (selain Iran),” kata Benten, demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip MINA.

Dia melanjutkan dengan mengucapkan “selamat datang” kepada jemaah haji asal semua bangsa dan etnis dari seluruh belahan dunia.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Pada bulan April lalu, pemerintah Iran dan Arab Saudi gagal menyepakati parameter yang mengatur haji.

Sengketa meningkat setelah pemerintah Teheran menuntut agar peziarah asal Iran diizinkan untuk melakukan praktek-praktek tertentu yang justeru dilarang oleh pemerintah Arab Saudi selama haji.

Pemerintah Arab Saudi mengungkapkan, salah satu permintaan itu adalah praktek pertemuan jemaah Syiah Iran selama ritual haji.

Pemerintah Riyadh melarang praktek itu karea akan menghambat pergerakan jemaah lainnya.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Praktek itu, dianggap sebagai kewajiban politik dan agama oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini (1902-1989), pendiri Republik Islam Iran.

Arab Saudi memutuskan hubungan resmi dengan Iran pada awal tahun ini setelah misi diplomatiknya di kota-kota Iran, Teheran dan Mashhad, diserang oleh demonstran yang memprotes eksekusi mati ulama Syiah terkemuka di Arab Saudi. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Dunia Islam