Riyadh, 4 Dzulhijjah 1437/6 September 2016 (MINA) – Menteri Urusan Haji Arab Saudi Muhammad Saleh bin Taher Benten pada Senin (6/9) mengumumkan bahwa Kerajaan telah setuju memberikan visa kepada jamaah haji warga Iran yang berasal dari negara lain.
Menurut kantor berita nasional Saudi, SPA, Benten mengatakan, aplikasi visa untuk jamaah Iran yang masuk ke Kerajaan dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Afrika akan disetujui.
“Arab Saudi telah setuju untuk memberikan visa kepada peziarah Iran yang datang dari negara-negara lain (selain Iran),” kata Benten, demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip MINA.
Dia melanjutkan dengan mengucapkan “selamat datang” kepada jemaah haji asal semua bangsa dan etnis dari seluruh belahan dunia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada bulan April lalu, pemerintah Iran dan Arab Saudi gagal menyepakati parameter yang mengatur haji.
Sengketa meningkat setelah pemerintah Teheran menuntut agar peziarah asal Iran diizinkan untuk melakukan praktek-praktek tertentu yang justeru dilarang oleh pemerintah Arab Saudi selama haji.
Pemerintah Arab Saudi mengungkapkan, salah satu permintaan itu adalah praktek pertemuan jemaah Syiah Iran selama ritual haji.
Pemerintah Riyadh melarang praktek itu karea akan menghambat pergerakan jemaah lainnya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Praktek itu, dianggap sebagai kewajiban politik dan agama oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini (1902-1989), pendiri Republik Islam Iran.
Arab Saudi memutuskan hubungan resmi dengan Iran pada awal tahun ini setelah misi diplomatiknya di kota-kota Iran, Teheran dan Mashhad, diserang oleh demonstran yang memprotes eksekusi mati ulama Syiah terkemuka di Arab Saudi. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata