Tel Aviv, MINA – Beberapa kelompok antipemerintah di Israel terus berdemonstrasi selama sepekan terhadap pemerintah. Mereka menyerukan kesepakatan untuk membebaskan tawanan yang diambil pejuang Hamas sejak 7 Oktober 2023.
Aljazeera melaporkan, Rabu (17/7), selain warga keluarga para tahanan perang, bergabung dengan demonstran adalah mantan anggota kabinet perang, pensiunan jenderal Benny Gantz. Mereka juga marah atas kinerja pemerintah saat ini dan menuntut diadakannya pemilihan umum dini untuk memilih pemerintahan baru.
Protes pertama dari serangkaian protes terjadi di Tel Aviv pada Ahad (14/7), dengan ribuan warga Israel turun ke jalan.
Mereka memblokir jalan-jalan dan mengepung markas pertahanan dan Lapangan Demokrasi – sebuah persimpangan utama di Tel Aviv – serta Lapangan Sandera, sebuah alun-alun yang berjarak sekitar 500 meter (550 yard) jauhnya dan menjadi terkenal karena banyaknya protes di sana yang menyerukan kembalinya para sandera.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Gambar-gambar di televisi Israel menunjukkan para demonstran menyalakan api di tengah jalan raya dan berbaris menuju kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelum dihentikan oleh polisi.
Berbagai kelompok antipemerintah yang menurut saluran Israel N12 News, termasuk Brothers in Arms, Building an Alternative, kolektif anti-Netanyahu dan Pink Front mengadakan protes di Tel Aviv pada Ahad.
Setidaknya satu mantan tawanan juga ikut serta. Andrey Kozlov berpidato di hadapan massa di Hostage Square, dengan mengatakan: “Bagi para sandera yang masih berada di Gaza, hanya ada satu keputusan, hanya satu keputusan. Ini adalah kesepakatan antara Israel dan Hamas.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas