Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Kansas Pawai Damai Cinta Muslim

Rudi Hendrik - Ahad, 23 Oktober 2016 - 20:18 WIB

Ahad, 23 Oktober 2016 - 20:18 WIB

314 Views

Kansas, 22 Muharram 1438/23 Oktober 2016 (MINA) – Warga kota Kansas di AS melakukan pawai damai dalam rangka menunjukkan dukungan kepada komunitas Muslim lokal di daerah itu, setelah penyelidik federal membongkar rencana jahat sekelompok orang membom komplek yang dihuni banyak orang Islam.

Lembaga penegak hukum di AS mengumumkan penangkapan tiga orang pada 14 Oktober atas dakwaan “rencana terorisme”, karena mereka hendak membom sebuah kompleks apartemen di pinggiran kota Wichita di mana beberapa keluarga imigran Somalia tinggal.

Komunitas Muslim di Garden City tersebut ditempati sebagian besar pengungsi atau pencari suaka dari Somalia, Ethiopia dan Sudan. Mereka berjumlah sekitar 1.000 dari populasi 28.000 jiwa. Untuk hidup, kebanyakan mereka bekerja di pabrik Daging kemasan Segar Tyson di daerah itu.

Denise Pass, pendeta dari Gereja Presbyterian di Garden City bersama warga di sana melakukan pawai solidaritas untuk Muslim yang hendak menjadi korban dari terorisme.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

“Ketika saya mendengar berita tragis ini, muncul di pikiran saya bahwa kita – sebagai anggota komunitas ini dan sebagai orang Kristen – harus mendukung dan melindungi komunitas Muslim lokal,” katanya kepada Al-Jazeera.

Puluhan orang warga ikut bersama Denise mengambil bagian dalam pawai solidaritas tersebut yang diselenggarakan di sekitar komplek Muslim.

Negara barat daya Kansas, di mana Garden City berada, adalah merupakan kota yang konservatif tetapi, kata Denise, itu tidak berarti masyarakatnya adalah rasis, atau anti-Muslim terhadap imigran.

“Tindakan beberapa individu yang rasis tidak selalu mewakili seluruh masyarakat, sebagaimana komunitas Muslim yang tidak boleh diberi label negatif atas tindakan sebagian orang di dalamnya,” katanya.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Banyak imigran di AS tidak berbicara bahasa Inggris, yang membuat mereka tidak bersosial dengan baik di lingkungan mereka tinggal, kata Muhamad Abdi, seorang pekerja Somalia (23) dan mahasiswa yang merupakan salah satu pendiri Pusat Komunitas Afrika di Garden City.(T/R04/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
MINA Preneur