Warga Kashmir Berikan Suara dalam Pemilu Daerah

Srinagar, MINA – Kashmir yang dikelola India mengadakan putaran kedua pemungutan suara dalam pemilihan umum untuk memilih pemerintah daerah.

Jumlah pemilih diperkirakan tinggi, tidak seperti pada pemilihan sebelumnya ketika gerakan perlawanan menentang kekuasaan India dan menuntut kemerdekaan atau penggabungan dengan negara tetangga Pakistan, memboikot pemungutan suara.

Tingkat pengangguran yang tinggi dan kemarahan atas perubahan 2019 telah memicu kampanye pemboikotan pemilu tersebut. Al Jazeera melaporkan, Rabu (25/9).

Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, yang mengawasi perubahan 2019 pada tata kelola wilayah tersebut mengatakan bahwa pemerintahnya telah menghadirkan era baru perdamaian dan pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

Namun klaim tersebut dibantah keras oleh partai-partai regional di Kashmir.

Pemungutan suara dalam pemilihan tahap pertama dari tiga tahap diadakan pada tanggal 18 September, dengan 61% pemilih memberikan suara mereka.

“Sejak pemilihan terakhir 10 tahun lalu, kami hanya bisa pasrah pada Allah,” kata Tariq Ahmed (40 tahun), warga Kashmir.

“Tidak seorang pun bertanya kepada kami tentang masalah kami. Saya senang pemilihan ini berlangsung. Saya berharap kami mendapatkan wakil kami sendiri yang dapat diajak oleh orang-orang miskin seperti saya untuk menyuarakan masalah sehari-hari,” ujarnya. []

Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional

Mi’raj News Agency (MINA)