Kuala Lumpur, MINA – Gelombang protes mendorong seruan dari warga Malaysia agar pemerintah mengembalikan zona waktu Semenanjung Malaysia ke GMT+7, menyusul keluhan bahwa waktu saat ini (GMT+8) mengganggu ritme biologis dan kualitas hidup masyarakat.
Anggota Parlemen PAS, Dato’ Mumtaz Md Nawi mengajukan usulan agar zona waktu Semenanjung Malaysia diubah menjadi GMT+7, dengan alasan posisi geografis dan pergerakan matahari yang sebenarnya. Malay Mail melaporkan, Rabu (19/11).
Namun, Kementerian Pelaburan, Perdagangan, dan Industri (MITI) merespons keras usulan tersebut. Wakil menteri Liew Chin Tong menyatakan bahwa perubahan zona waktu akan “memberatkan masyarakat” dan tidak memberikan manfaat signifikan, karena perbedaan satu jam dianggap masih dapat diakomodasi oleh ritme tubuh manusia.
Liew menekankan bahwa pemilihan GMT+8 telah dilakukan dengan pertimbangan matang, termasuk kesesuaian penghematan cahaya siang dan dampak terhadap gaya hidup rakyat Malaysia.
Baca Juga: Araghchi: Laut Kaspia Sama Vitalnya seperti Teluk Persia bagi Iran
Menurutnya, meski secara geografis sebagian Semenanjung lebih dekat ke GMT+7, keputusan zona waktu dibuat berdasarkan standar internasional dan efisiensi sosial.
Sebenarnya, perubahan waktu ini bukanlah gagasan baru: sejak 1982, Malaysia resmi menggunakan GMT+8 sesuai Undang-Undang Waktu Standar Nasional (Act 675). []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MBS Sebut Saudi Siap Normalisasi dengan Israel, Syaratnya Jalan Jelas bagi Kemerdekaan Palestina














Mina Indonesia
Mina Arabic