Rabat, MINA – Di seluruh Maroko, jalan-jalan bergema pada hari Ahad (8/10) dengan teriakan “Normalisasi dengan Israel harus dibatalkan” sebagai bentuk solidaritas terhadap hak rakyat Palestina untuk mendekolonisasi tanah mereka.
Pada pukul 6 sore pada hari itu warga Maroko turun ke jalan di kota-kota kerajaan utama menyusul seruan Front Maroko Melawan Normalisasi, sebuah organisasi lokal pro-Palestina yang didirikan oleh aktivis anti-normalisasi, setelah Maroko menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel pada tahun 2020.
Di Casablanca, Lapangan Sraghna dipenuhi aktivis dan warga yang datang untuk merayakan “kelahiran baru perjuangan Palestina”, setelah terjadi serangan Hamas yang dinamai “Al-Aqsa Flood” terhadap permukiman ilegal Israel.
“Pencapaian ini menanamkan harapan baru dan menutup ilusi yang diusung oleh para normalisasi kekuasaan Israel,” kata Abdel Majid Raddi, anggota Front Maroko Menentang Normalisasi, kepada The New Arab.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
“Ketahanan kita melawan normalisasi kini lebih kuat dari sebelumnya,” tambah Raddi
Para pengunjuk rasa meneriakkan “Normalisasi harus gagal” dan “Kemerdekaan untuk Palestina”. Pemandangan serupa juga terjadi di Tangier dan Rabat.
Protes tersebut dihadiri banyak partai politik karena Palestina tetap menjadi salah satu isu paling langka yang mempertemukan kaum sosialis dan Islam di Maroko.
Sementara itu, banyak warga yang bergabung dalam protes bersama anak-anak mereka, meneriakkan “Palestina Merdeka” dengan penuh semangat.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
“Mimpi yang semakin dekat dari sebelumnya,” kata Khadijah, ibu dari dua anak, yang bergabung dalam protes hari Ahad. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih