Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Maroko Tuntut Diakhirinya Normalisasi Hubungan dengan Israel

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 27 detik yang lalu

27 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi akis demo warga Maroko, sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina. (Foto: Quds Press)

Rabat, MINA – Ribuan warga Maroko berpartisipasi dalam protes solidaritas untuk mendukung Jalur Gaza, yang tengah menderita akibat perang genosida Israel, di mana mereka menuntut diakhirinya normalisasi hubungan dengan Israel.

Protes solidaritas tersebut diselenggarakan setelah salat Jumat (20/12) selama 63 pekan berturut-turut di beberapa kota di kerajaan tersebut sebagai tanggapan atas seruan dari LSM Komisi Maroko untuk Mendukung Perjuangan Bangsa. Protes tersebut diadakan dengan slogan, “Normalisasi adalah pengkhianatan”.

Anadolu Agency melaporkan bahwa para pengunjuk rasa mengecam genosida yang dilakukan Israel dan menuntut perlindungan warga sipil Palestina.

Mereka meneriakkan slogan-slogan untuk mendukung perjuangan Palestina dan lainnya, mengutuk penargetan warga sipil. Di antara slogan-slogan yang diteriakkan adalah “Palestina adalah tanah yang bebas, dan Zionis harus pergi” dan “Sang martir meninggalkan wasiat, jangan tinggalkan perjuangan.”

Baca Juga: Militer Taliban: Afghanistan Butuh Dokter Pria dan Wanita

Mereka juga mengibarkan spanduk, beberapa di antaranya bertuliskan “Dukung perlawanan dan tolak normalisasi” dan “Dari Marrakesh Al-Murabitun ke Kawasan Maroko di Palestina, dukungan abadi untuk perlawanan dan penolakan penuh terhadap Zionis.”

Pada bulan Desember 2022, Maroko dan Israel memulihkan hubungan diplomatik mereka di bawah mediasi AS dalam sebuah langkah yang ditolak oleh kelompok-kelompok populer dan kekuatan politik di kerajaan tersebut. Normalisasi dilakukan usai kunjungan pejabat tinggi Israel ke Rabat. Perang di Gaza tidak membuat Rabat memutuskan hubungan diplomatik dengan pendudukan.

Dengan dukungan AS, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan dan melukai lebih dari 152.000 warga Palestina. Lebih dari 11.000 orang diyakini hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan orang tua dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Israel melanjutkan pembantaiannya, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada 21 November terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant karena melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza. []

Baca Juga: Lebanon Hadapi Tantangan Layanan Kesehatan Pasca Gencatan Senjata

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional