Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Palestina Al-Quds Mogok Massal Protes Serangan Polisi Israel

Rudi Hendrik - Rabu, 12 Oktober 2022 - 21:01 WIB

Rabu, 12 Oktober 2022 - 21:01 WIB

2 Views

Ilustrasi: Polisi Israel berjalan di depan toko-toko yang tutup di Al-Quds. (Photo by Mohamar Awad)

Al-Quds, MINA – Warga Palestina di Al-Quds Yerusalem melakukan mogok massal dengan menutup toko-toko dan bisnis pada Rabu (12/10), memprotes serangan penyergapan polisi Israel di daerah yang telah memicu bentrokan sengit antara polisi dan pengunjuk rasa Palestina tersebut.

Polisi Israel telah beroperasi di kamp pengungsi Shuafat di sektor timur Al-Quds untuk memburu tersangka penembakan mematikan di sebuah pos pemeriksaan pada hari Ahad (9/10), yang menewaskan seorang tentara.

Polisi Israel telah menyisir Shuafat, kamp pengungsi Palestina di pinggiran Al-Quds, mencari tersangka. Polisi juga mendirikan pos pemeriksaan dan mengerahkan kelompok petugas bersenjata untuk menanyai penduduk, Nahar Net melaporkan.

Kehadiran polisi yang padat telah memicu bentrokan sengit dengan pemuda setempat. Pos-pos pemeriksaan telah mempersempit titik masuk dan keluar dari daerah tersebut, mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk.

Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan

Pemogokan umum dilakukan untuk memprotes tindakan keras tersebut. Sekolah dan toko tutup di Al-Quds, termasuk di Kota Tua, yang memiliki toko-toko penuh warna yang melayani turis dan penduduk lokal biasanya diramaikan dengan aktivitas.

“Menunjukkan solidaritas dengan Shuafat berarti lebih dari pendapatan sehari,” kata Anan Sabah, seorang tukang daging di Kota Tua. “Kamp telah ditutup dan diblokade selama berhari-hari. Kami tutup untuk mengatakan bahwa itu adalah hukuman kolektif.”

Ketegangan antara Israel dan Palestina sedang memuncak, terutama di Al-Quds Yerusalem, di mana ribuan orang Yahudi berbondong-bondong datang ke sana untuk merayakan liburan Sukkot selama sepekan.

Pemicu ketegangan adalah serangan malam selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh militer Israel di Tepi Barat yang diduduki, yang dimulai setelah serentetan serangan terhadap warga Israel awal tahun ini.

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

Lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam kekerasan itu, menjadikan tahun ini yang paling mematikan sejak 2015.

Serangan pasukan pendudukan itu telah memicu serangkaian serangan penembakan dalam beberapa pekan terakhir terhadap warga Israel di Tepi Barat, termasuk satu di dekat kota Nablus pada Selasa (11/10) yang menewaskan seorang tentara Israel.

Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Al-Quds Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967. (T/RI-1/P1)

 

Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda