Gaza, MINA – Warga Palestina di Gaza sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan air minum karena Israel terus melarang masuknya bahan bakar ke wilayah tersebut sehingga menghentikan pengiriman air dan pengoperasian pabrik pengolahan air minum.
Lebih dari satu juta warga Palestina kini memadati wilayah barat Gaza, di sepanjang pantai, setelah beberapa kali mengungsi ke wilayah paling selatan, Rafah. MEMO melaporkan, Selasa (18/6).
UNRWA dan perusahaan air minum di Gaza telah berupaya untuk memasok bahan bakar ke pabrik pengolahan air minum, namun hal ini tidak selalu bisa dilakukan.
Kurangnya air telah menyebabkan penyebaran penyakit di kalangan pengungsi Palestina yang terpaksa hidup dalam kondisi yang penuh sesak.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Dalam upaya meringankan beban tersebut, bebebrapa lembaga kemanusiaan telah mendistribusikan air yang diambil dari sumur atau dari pabrik yang beroperasi sementara, namun jumlahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan warga.
Puluhan pengungsi berkumpul ketika sebuah truk yang membawa wadah air di Nuseirat. Adegan ketika truk tiba adalah bukti orang-orang yang kehausan dan tidak dapat mengakses kebutuhan dasar air mereka akibat genosida Israel terhadap warga Palestina.
Akibat pembomannya di Gaza, Israel telah menghancurkan banyak tangki air dan menghancurkan lebih dari 400 sumur. Kerusakan besar yang diakibatkannya menyebabkan truk tidak dapat mengakses sebagian besar wilayah, sehingga memaksa penduduk untuk pindah ke daerah yang jalanannya dapat diakses.
Situasi ini diperkirakan menjadi semakin kritis karena suhu musim panas terus meningkat, dan kasus dehidrasi dan stroke jantung diperkirakan akan meningkat.[]
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)