Jakarta, 17 Dzulhijjah 1436/1 Oktober 2015 (MINA) – Sekretaris satu Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia, Taher Hammad mengatakan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas dan partai berkuasa di Palestina Fatah sangat dibutuhkan persatuan dan kerjasamanya oleh warga Palestina.
“Saya tetap berharap kedua organisasi terbesar di Palestina itu bersatu dan bekerja sama. Semuanya demi kemajuan dan persatuan bangsa, karena Hamas dan Fatah sangat dibutuhkan oleh warga kami,” kata Hammad saat menerima kunjungan delegasi Jamaah Muslimin di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Kamis (1/10) siang.
Dalam kunjungan itu, delegasi Jamaah Muslimin (Hizbullah) dipimpin langsung oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur, disertai Ketua Aqsha Working Group (AWG) Agus Sudarmaji, Mudir Al-Fatah Cileungsi, Wahyudi KS, Amir Tarbiyah Ahmad Zubaidi, Amir Ukhuwah Bustamin Utje, dan Aliyuddin.
Hammad mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil pelajaran dari apa yang saat ini terjadi di Suriah. “Antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tidak akur. Mereka saling hamtam demi kekuasaan yang diinginkan. Akhirnya yang senang adalah musuh-musuh mereka, orang-orang di luar Suriah,” ungkapnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Tentu, kata Hammad, pihaknya tidak ingin Palestina mengalami keadaan seperti itu. Pihaknya ingin seluruh komponen bangsa Palestina dapat mengambil pelajaran dari krisis Suriah. “Semoga hal itu tidak terjadi diantara rakyat Palstina. Persatuan adalah kunci utama jika rakyat Palestina ingin merdeka,” tegasnya.
Komentar Hamad keluar usai meningkatnya kunjungan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi ke situs tersuci ketiga bagi umat Islam, yang menimbulkan kekhawatiran bagi dunia muslim tentang kemungkinan diubahnya aturan yang sudah ada oleh Otoritas Israel.
“Usaha yang mereka lakukan itu karena ingin mendirikan tempat ibadah di kawasan kompleks masjid. Maskipun secara ilmiah mereka tidak mampu membuktikan ada peninggalan sinagog di tempat itu, namun mereka tetap saja bersikeras melaksanakan ritual ibadah di komplek masjid,” kata Hammad.
Lebih lanjut, Hammad mengungkapkan bahwa sebenarnya mereka sudah sejak lama hal itu dilakukan. “Namun, memang dalam beberapa tahun tetakhir ini, dengan jumlah pemukim illegal yang terus bertambah, mereka semakin meningkatkan intensitasnya, disamping semakin lemahnya perhatian umat Islam dalam menjaga tempat sucinya,” pungkasnya. (L/P011/R03/R02)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)