Gaza, MINA – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan kepada MINA di Jakarta, Selasa (5/3), warga Palestina di Gaza Utara sedang menyampaikan aspirasi mereka soal keinginan yang sangat dalam agar Rumah Sakit Indonesia dapat difungsikan kembali.
“Mereka tidak tahu mau minta ke siapa agar rumah sakit ini bisa difungsikan. Mau minta sama pemerintah di sana pemerintahnya sudah tidak berfungsi, kemudian kepada WHO mereka tidak bisa berbuat banyak. Menurut saya tuntutan mereka ini adalah sebuah aspirasi keinginan yang sangat dalam dari mereka agar Rumah Sakit kebanggan bersama ini bisa difungsikan kembali,” ujarnya.
Pernyataan Sarbini merespon warga Palestina di Gaza Utara yang telah melakukan protes pada hari Sabtu (24/2), untuk mendesak dibukanya kembali layanan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, yang terpaksa ditutup sejak akhir November karena kerusakan parah setelah serangan Israel.
Puluhan pengunjuk rasa memasang poster di depan RS Indonesia di Beith Lahiya, Gaza Utara, meminta dibukanya kembali layanan rumah sakit atau disediakannya rumah sakit lapangan. Anak-anak yang ikut dalam protes tersebut memukul alat-alat makan untuk menunjukkan bahwa mereka kekurangan makanan.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
“Kami ingin menunjukkan kepada dunia kerusakan RS Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Pendudukan Israel lebih dari tiga bulan lalu. Mereka menghancurkan rumah sakit saat setengah juta orang di rawat di dalamnya,” kata Jamil Ashour, salah satu Warga Gaza yang ikut melakukan protes.
Sarbini mengatakan, aksi protes ini juga merupakan isyarat rasa frustasi Warga Gaza Utara atas peristiwa yang terjadi kepada mereka sampai dengan hari ini. Warga Gaza Utara telah terisolir dari dunia selama kurang lebih empat bulan. Meski bantuan masuk ke Jalur Gaza, tapi tidak sampai ke wilayah mereka.
“Demosntrasi kemarin merupakan puncak frustasi mereka untuk menyuarakan penderitaan mereka yang menurut saya hari ini dunia melupakannya. Mereka berinisiatif melakukan demonstrasi di depan Rumah Sakit Indonesia, karena merupakan simbol bantuan masyarakat internasional khususnya Indonesia, agar suara mereka benar-benar di dengar dan dunia dapat mengambil langkah-langkah tegas untuk menyelesaikan penderitaan panjang yang begitu menyedihkan,” kata Sarbini.
“Saat ini Rumah Sakit Indonesai sudah lumpuh total, saya begitu terharu dan sedih melihat Rumah Sakit Indonesia tidak bisa berfungsi, kita tidak bisa memberikan apa-apa kepada penderitaan Gaza hari ini,” ucapnya.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Terkait pembukaan kembali RS Indonesia, Sarbini mengungkapkan MER-C sudah membuka donasi dan berkomitmen untuk membangun kembali Rumah Sakit tersebut.
Ia mengatakan, pembangunan kembali Rumah Sakit akan membutuhkan dana yang cukup besar, karena tidak hanya bangunannya yang mengalami kerusakan parah, alat-alat Kesehatan yang ada juga telah dihancukrkan oleh Tentara Israel.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober. Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan 30.410 orang dan melukai 71.700 lainnya dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (L/R7/R1)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi