Ramallah, MINA – Palestina melancarkan protes terhadap buldoser Israel yang mulai meratakan tanah di Tepi Barat yang diduduki dalam upaya menyita tanah untuk pemukiman Yahudi pada masa depan.
Warga Desa Qusra menentang pasukan Israel yang menjaga buldoser ketika mereka bekerja di sebuah lapangan dekat pemukiman Migdalim di Tepi Barat utara.
Di wilayah tetangganya, Desa Beita, warga juga protes selama beberapa hari dengan mendirikan tenda di puncak bukit al-Arma untuk mempertahankan tanah dari penggusuran buldoser.
Beberapa demonstran melempari pasukan Israel dengan batu. Media WKZO News melaporkan, Rabu (4/3).
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Warga menyebut, pasukan Israel semakin menjadi-jadi paska pengumuman rancangan Kesepakatan Abad Ini oleh Donald Trump, dan seiring pemilu Israel yang sedang berjalan pekan ini.
“Kami datang ke sini karena ini adalah tanah kami, dan kami ingin mati di tanah kami, walau mereka tidak membiarkan saya mendekatinya,” kata Joudat Odeh dari Qusra.
“Mereka datang untuk menguasai tanah ini dan menganggap kita tidak berdaya,” lanjutnya.
Tercatat hingga saat ini, lebih dari 400.000 pemukim Israel tinggal di antara sekitar 3 juta warga Palestina di Tepi Barat, dengan lebih dari 200.000 pemukim di Yerusalem Timur.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Warga Palestina dan sebagian besar dunia memandang pemukiman itu ilegal menurut hukum internasional, suatu posisi yang diperselisihkan Israel dan Amerika Serikat.
Para pengunjuk rasa Qusra mengatakan Israel telah menghentikan warga Palestina menggunakan atau bertani di tanah yang dipertanyakan sejak 1990-an. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon