Yerusalem, 7 Muharram 1435/11 November 2013 (MINA) – Seorang warga Palestina menghancurkan rumahnya sendiri di Yerusalem pada Ahad untuk menghindari membayar biaya pembongkaran yang mahal kepada Israel.
Sumber Palestina mengatakan bahwa Samer Za’tarah menghancurkan rumahnya di Kota Tua Yerusalem setelah ia menerima pemberitahuan pembongkaran dari pemerintah kota. Dia lakukan untuk menghindari pembayaran 90.000 syikal Israel (sekitar $ 26.000). Sumber tersebut mengatakan bahwa rumah Za’tarah terletak di daerah Aqabat al-Saraya yang menghadap Kompleks Masjid Al-Aqsa, Saudi Gazette melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Sumber tersebut mengatakan bahwa Israel menargetkan rumah-rumah warga Palestina di daerah itu untuk mengintensifkan kegiatan pemukiman Yahudi.
Sumber juga mengatakan bahwa biaya penghancuran rumah dan menyingkirkan puing-puing mencapai 12.000 syikal ($ 3.400). Pengadilan Israel memutuskan untuk menghancurkan rumah setelah beberapa petisi.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Kota Yerusalem yang didominasi warga Yahudi mengatakan dalam surat perintah pembongkaran bahwa pembangunan rumah enam warga delapan belas tahun yang lalu adalah ilegal. Beberapa warga Yerusalem Timur sejak tahun 2000 melaksanakan penghancuran rumah sendiri untuk menghindari bayar denda selangit karena membangun rumah tanpa ijin pemerintah Israel, mereka khawatir akan terperosok dalam hutang. Pekan lalu, Dewan Kota Yerusalem menyerahkan perintah pembongkaran terhadap ratusan keluarga Palestina yang tinggal di 11 gedung di lingkungan Ras Khamis dan Ras Shihadeh karena pembangunan ilegal.
Pemberitahuan menyatakan bahwa tidak ada banding untuk diajukan dalam waktu 30 hari, pengadilan akan menerima permintaan pemerintah kota untuk menghancurkan tempat tinggal mereka.
Kebijakan penghancuran rumah dan pembangunan permukiman di Yerusalem Timur sedang digunakan oleh pemerintah Israel dan kota Yerusalem yang didominasi Yahudi, untuk meningkatkan kehadiran bangsa Yahudi dan memanipulasi komposisi penduduk dalam rangka mendapatkan kontrol lebih besar atas kota, sebelum pembicaraan status akhir dengan Otoritas Palestina.
Kantor PBB Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan baru-baru ini bahwa setidaknya 93.100 warga Palestina dari Yerusalem Timur berada di bawah ancaman perpindahan akibat kebijakan pembongkaran rumah Israel.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
OCHA mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa penduduk hidup dalam bangunan yang dibangun tanpa izin dari kota Yerusalem, menambahkan bahwa pemerintah kota menghancurkan 42 bangunan Palestina di kota yang disengketakan. Badan PBB mengatakan beberapa bangunan lain dihancurkan sendiri.
OCHA menambahkan bahwa hanya 13 persen dari Yerusalem Timur yang dikategorikan bangunan warga Palestina, banyak yang sudah dibangun, dibandingkan dengan 35 persen yang telah diambil alih dan dikategorikan untuk pemukim Yahudi. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel