Cileungsi, MINA – Menjelang acara Tabligh Akbar yang akan digelar pada 22-23 Februari 2025, warga Pesantren Al-Fatah di Cileungsi, Bogor, menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyambut ribuan tamu yang diperkirakan hingga lebih dari 20 ribu jamaah.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah, Muhammad Tobri memimpin persiapan tersebut dengan mengerahkan warga pesantren agar terlibat aktif melakukan persiapan.
Berbagai persiapan tengah dilakukan secara bergotong royong oleh warga pesantren. Kegiatan meliputi perbaikan infrastruktur jalan di area pesantren agar memudahkan akses para jamaah.
Selain itu, saluran air atau got turut dibersihkan untuk menjaga kebersihan lingkungan selama acara berlangsung. Menghadapi musim penghujan, antisipasi harus dilakukan sejak dini.
Baca Juga: Bawaslu: 83 Pengawas Adhoc Meninggal Dunia
Fasilitas penunjang lainnya yang mereka persiapkan adalah tempat wudhu dan toilet. Di beberapa tempat, toilet dan tempat wudhu direvitalisasi untuk memastikan kenyamanan jamaah.
Selain itu, lahan parkir juga disiapkan untuk menampung kendaraan, tempat menginap bagi jamaah yang datang dari luar daerah.
Tidak lupa pula dapur umum sudah dipersiapkan untuk memasak makanan bagi ribuan jamaah. Mereka menyediakan tempat yang strategis sehingga mobilisisi konsumsi diharapkan dapat berjalan lancar nantinya.
“Kami ingin para tamu merasa nyaman selama berada di sini. Ini bukan hanya soal kesiapan fisik, tapi juga bagian dari ibadah dan rasa hormat kami terhadap para tamu yang hadir,” ujar Muhammad Tobri.
Baca Juga: Pemerintah Buka Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Begini Cara Daftarnya
Tabligh Akbar ini diharapkan menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi umat Islam. Selain diisi dengan ceramah dari ulama terkemuka, acara juga akan dimeriahkan dengan bazar, bakti sosial, layanan kesehatan, konsolidasi dan lainnya.
Dengan persiapan matang dan semangat gotong royong, warga Pesantren Al-Fatah optimistis dapat memberikan kesan terbaik kepada seluruh jamaah yang hadir. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kebijakan Pembatasan LPG 3 Kg Dikritik, Masyarakat Terpencil Kesulitan Akses