Cox’s Bazar, MINA – Seorang warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Rakhine State, barat Myanmar dan berhasil sampai ke Bangladesh, mengatakan bahwa militer Buddha Myanmar dan militan membunuh dan membakar warga.
“Militer Rakhine militer dan ekstremis (militan Rohingya) membakar kami, membunuh kami, membuat desa kami terbakar,” kata seorang pengungsi pria Rohingya kepada kantor berita AP di Cox’s Bazar, Bangladesh.
Pria yang tidak menyebutkan namanya itu mengaku telah membayar orang Bangladesh ratusan dollar untuk menyelundupkan dia dan keluarganya menyeberangi perbatasan Myanmar-Bangladesh.
“Kami melarikan diri ke Bangladesh untuk menyelamatkan nyawa kami,” kata pria yang membayar penyelundup ratusan dolar untuk melarikan diri dari pertempuran. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Dia mengatakan, dirinya membayar orang Bangladeshi sekitar US$ 150 untuk setiap anggota keluarganya diselundupkan ke sebuah kapal kayu untuk masuk Bangladesh, setelah tentara Myanmar membunuh 110 orang Rohingya di desa Kunnapara, dekat kota pesisir Maungdaw.
Dalam beberapa hari terakhir, puluhan ribu warga Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh untuk menghindari pembunuhan massal yang mereka katakan sedang dilakukan oleh pasukan Myanmar.
Pemerintah Myanmar dan organisasi asing khawatir bahwa desa Rohingya terkena hukuman kolektif akibat serangan sekelompok militan Rohingya terhadap pos-pos polisi di Maungdaw utara, Rakhine State pada 25 Agustus, Jumat dini hari.
Pertempuran antara militan dan pasukan keamanan terjadi beberapa hari di Maungdaw utara, sedikitnya menewaskan 110 orang, 14 di antaranya personel keamanan.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Warga Buddha dan Rohingya sempat terperangkap di wilayah pertempuran. Mereka akhirnya dapat dievakuasi atau lari menyelamatkan diri.
Pejabat Myanmar menyalahkan kelompok militan ARSA (Tentara Keselamatan Rohingya Arakan) atas kekerasan terkini. Namun, warga sipil Rohingya yang melarikan diri mengatakan, sebuah operasi pembakaran dan pembunuhan dilakukan oleh tentara Myanmar untuk memaksa mereka keluar dari negara tersebut. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun