Beirut, MINA – Puluhan pria, wanita dan anak-anak Arab Saudi, Kuwait dan Bahrain terlihat meninggalkan Lebanon pada Jumat (10/11) pagi melalui Bandara Internasional Rafik Hariri, Beirut.
Kondisi itu terjadi setelah negara mereka memerintahkan warganya untuk meninggalkan Lebanon dan tidak melakukan perjalanan ke sana.
Langkah tersebut merupakan tindakan konkret pertama melawan Lebanon setelah beberapa hari pejabat pemerintah Arab Saudi mengancam negara tersebut terkait keberadaan blok Hizbullah dalam pemerintahan di Beirut.
Di hari itu pula, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah mengecam Arab Saudi dalam sebuah pidatonya. Demikian Nahar Net memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Dia mengatakan bahwa kerajaan tersebut telah mengalihkan perhatiannya ke Lebanon setelah perang 30 bulan di Yaman gagal mencapai tujuannya.
Nasrallah menuding Arab Saudi telah meminta Israel untuk menyerang Hizbullah dengan imbalan miliaran dolar.
“Jelas bahwa Arab Saudi mengumumkan perang terhadap Lebanon,” kata Nasrallah.
Krisis politik di Lebanon bermula setelah Perdana Menteri Saad Hariri mengundurkan diri dari jabatannya. Kontroversial tercipta karena pengumumannya dilakukan di ibu kota Arab Saudi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sejak 4 November pengumuman itu, Hariri belum kembali dari Riyadh ke Beirut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza