Mogadishu, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA) – Sejumlah warga Yaman yang meninggalkan negerinya karena konflik, telah tiba di Somalia, Rabu (1/4), AFP melaporkan.
Sejak puluhan tahun yang lalu, warga Somalia melintasi lautan untuk mencari perlindungan di Yaman, tapi kini warga Yaman menyelamatkan diri ke Somalia, Albawaba News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Warga Yaman tiba di Somalia dengan kapal melintasi perairan berbahaya di Teluk Aden selama 12 jam dan mendarat di daerah semi-otonomi Puntland dan Somaliland.
Lembaga UNHCR melaporkan, gelombang warga Yaman pertama dari kota Taiz yang diduduki Houthi pergi melalui laut dan tiba Sabtu di Somaliland sebanyak 32 orang. Menurut UNHCR, Yaman masih menampung sekitar 238.000 pengungsi Somalia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Warga Yaman yang sebelumnya mendukung kampanye pemboman pimpinan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi di negara mereka, berbalik menentang operasi di mana korban sipil meningkat dan infrastruktur ekonomi yang vital hancur, The Wall Street Journal melaporkan.
Pada Rabu, 39 orang tewas ketika sebuah pabrik susu di Hodeida dihantam serangan udara. Para pejabat dan penduduk pelabuhan Laut Merah menyebut itu serangan udara Arab Saudi.
Mereka mengungkapkan kemarahannya dengan mengatakan, kota mereka jauh dari wilayah yang dikuasai pemberontak.
Sementara para pejabat Saudi mengatakan, tembakan roket pemberontak yang menyebabkan korban.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Arab Saudi memimpin koalisi 10 negara Arab meluncurkan serangan udara dengan dukungan intelijen dan logistik Amerika Serikat (AS) pada 26 Maret terhadap berbagai posisi pemberontak Houthi di wilayah Yaman, terutama di ibukota Sanaa.
PBB pada Rabu menyebutkan, korban dalam sepekan serangan udara menewaskan 93 orang dan 364 luka-luka.
Sementara itu, pejabat di Kementerian Kesehatan Yaman mengatakan, sedikitnya 164 warga sipil telah tewas. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata